Perjuangan Mbah Pait, Pertahankan Bisnis Pembuatan Arang di Lubuklinggau

Arang kayu dalam kantong plastik dan karung besar buatan Mbah Pait dijajakan di Jalan Poros RT 09, Kelurahan Muara Enim, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1.-Foto : Hikmah-Linggau Pos

Dalam satu kali pembuatan, ia membutuhkan setidaknya satu kubus kayu dan menghasilkan hingga 5 sampai 6 karung ukuran 100 kg. Setiap karung dijual seharga Rp 80 ribu ke pengepul di wilayah Lubuklinggau, Musi Rawas (Mura), dan Musi Rawas Utara (Muratara)

“Satu kantong asoy harganya Rp 5 ribu ukuran kantong 3 kg beras. Sedangkan arang yang karung ukuran 20 kg harga Rp 40 ribu,” ungkapnya.

Mbah Pait bukan satu-satunya pembuat arang tradisional di Kota Lubuklinggau. Beberapa masyarakat lain juga menekuni pekerjaan yang sama. Bagi mereka, membuat arang ibarat mencari nafkah. 

Setiap arang memiliki kegunaannya masing-masing. Untuk arang berukuran besar untuk menanak nasi, arang berukuran sedang untuk memasak, arang kecil untuk memanggang sate, dan arang pasir untuk membakar genteng dan batu bata.

Adapun manfaat lain dari arang yaitu, pertama sebagai bahan dasar tambahan minuman kopi, arang yang sudah dibakar dan menjadi panas dimasukkan ke dalam cangkir kopi. Tidak hanya penyajiannya yang unik, namun rasa kopinya sangat nikmat dan wangi.

Kedua penambah aroma. Untuk menambah aroma agar daging memiliki aroma yang nikmat dan khas, Anda bisa memanggangnya menggunakan arang kayu.

Ketiga sebagai media tanam. Arang memiliki tekstur yang tidak terlalu keras dan memiliki kandungan mineral yang tinggi, tentunya tidak hanya baik sebagai bahan bakar saja. 

Bagi anda yang mempunyai hobi cocok untuk bercocok tanam, berbeda dengan manfaat jeruk sunkist untuk diet dan menjaga berat badan, anda bisa memanfaatkan arang kayu sebagai media tanamnya. Hal ini sangat efektif untuk menjaga kesuburan tanaman Anda dan juga lebih praktis dan ekonomis.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan