9 Kunci Sukses Mendidik Anak ala Rasulullah SAW

Peserta didik SMAN 4 Lubuklinggau membuat panganan khas Siring Agung dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, 21 Februari 2024.-Foto : Dokumen -SMAN 4 Lubuklinggau

BACA JUGA:PAUD Uswatun Hasanah Lubuklinggau Siap Mendidik Anak Disabilitas

Namun terkait dengan pukulan ini, bukan berarti orang tua dapat menghajar anaknya sampai babak belur ya. Karena memukul anak dapat berdampak negatif untuk jiwanya.

Keenam, pisahkan anak beda gender.

Tips mendidik anak ala Rasulullah yang satu ini mungkin jarang diketahui padahal ada hadistnya. Menurut Rasul, anak perempuan dan laki-laki harus sudah pisah kamar saat usia 7 tahun. 

Orang tua perlu menjelaskan kepada anak mengapa tidak boleh lagi sekamar, dan ajarkan juga untuk tidak mandi bersama atau melepas pakaian di depan lawan jenis termasuk saudara kandung.

BACA JUGA:Abdurrahman Islamic School Lubuklinggau Punya Cara Khusus Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

Ketujuh, jangan mudah memarahi anak.

Pola asuh ala Rasul yang satu ini sangat relevan dengan ilmu psikologi masa kini. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa memarahi anak apalagi dengan intensitas cukup sering dapat berdampak pada emosional, psikis, dan karakter anak. 

Anak-anak yang memiliki orang tua tipe ini terbukti lebih mudah marah dan bahkan sebagian lagi memiliki dendam terhadap orang tuanya sendiri. 

Nah, Rasul sendiri mengajarkan untuk meredam dulu emosi orang tua ketika anak memang melakukan kesalahan, lalu beritahu anak mengenai kesalahannya dengan cara yang baik. Jadi jangan berkata kasar karena hanya akan melukai hatinya.

BACA JUGA:RA Maulidy Didik Anak Sampai jadi Kebanggaan Orang Tua

Kedelapan, berikan cinta kasih.

Menurut para sahabat, Rasul merupakan sosok ayah dan kakek yang penuh dengan cinta kasih. Rasul bahkan tanpa ragu menunjukkan rasa sayangnya di depan masyarakat, sehingga membuat anak-anaknya merasa dicintai. 

Konsep mendidik anak ala Rasulullah yang ini sebenarnya sangat berbeda dengan sudut pandang laki-laki pada masa tersebut. Pada zaman itu, laki-laki harus menjadi sosok maskulin dan bukannya lemah lembut terhadap anak. 

Padahal, cara Rasul tadi justru sangat cocok dengan ilmu parenting. Menunjukkan cinta kasih kepada anak sama dengan mengajarkan anak agar juga mencintai orang tuanya. Anak yang kekurangan kasih sayang orang tua biasanya akan memiliki kepribadian yang kurang baik bahkan bisa negatif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan