Ini Tingkatan Orang Yang Puasa, Kita Dimana ?
liustrasi hidangan buka puasa-screenshot-Foto : Yezi Fadly
KORANLINGGAUPOS.ID- Universitas Al-Azhar Kairo Mesir mengadakan acara yang mengangkat tema tentang keutamaan ibadah puasa. Acara dihadiri oleh Syekh Abdul Karim Ibrahim, seorang peneliti di Unit Urusan Kampus Al-Azhar Kairo Mesir, dan Sheikh Ahmad Abu Shaqra, seorang mubaligh Mesir asal daerah Daqahliyah.
Koranlinggaupos.id melansir dari laman Republika.co.id, dalam ceramahnya, Syekh Abdul Karim Ibrahim mengatakan bahwa Allah SWT telah menetapkan ibadah sebagai syariat dan adab untuk menata jiwa dan jasmani. Dalam syar’iat, agama adalah pedoman Allah yang membimbing individu menuju jalan terbaik.
“Ini tercermin dalam setiap aspek kehidupan beragama. Allah menurunkan syariat untuk kebaikan hamba-Nya. Sama halnya dengan ibadah puasa. Allah menetapkan ibadah puasa dengan syariat, adab, dan kemaslahatan agama dan dunia," paparnya.
Dia menambahkan, Imam Abu Hamid Al-Ghazali membagi puasa menjadi tiga tingkatan, yaitu puasa secara umum, puasa secara khusus, dan puasa yang sangat khusus. Puasa umum adalah puasa yang dilakukan orang awam yaitu menahan perut dan syahwat dari memenuhi hawa nafsu.
BACA JUGA:6 Kegiatan yang Dapat Mengundang Pahala di Bulan Ramadan
Kedua, puasa khusus, yaitu menjaga pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota tubuh lain dari melakukan perbuatan dosa.
Ketiga, Puasa yang sangat khusus adalah puasa hati dari hal-hal maupun pemikiran duniawi dan menahan hati dari segala sesuatu selain Allah, dengan menyeluruh.
Sementara itu, Syekh Ahmad Abu Shaqra juga memberi penjelasan soal adab-adab penting selama menunaikan ibadah puasa. Ia juga mengingatkan tentang pemurnian niat hanya untuk Allah dan mengarahkan semua ibadah hanya kepada Allah.
Dia juga menekankan pentingnya makan sahur, dan menyegerakan berbuka, serta berdoa ketika berbuka, membaca Alquran, bersedekah, dan memperbanyak dzikir.
BACA JUGA:Promo Ramadan! PLN Tebar Diskon Tambah Daya Listrik Hingga 5.500 VA Hanya Rp202.403
Nabi Muhammad SAW telah mewanti-wanti agar orang yang berpuasa menjaga diri dari dosa lisannya. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu :
- الصيامُ جُنَّةٌ ، فإذا كان أحدُكم صائمًا فلا يَرفُثْ ولا يَجهلْ ، فإنِ امْرُؤٌ شاتَمَه أو قاتَلَهُ فَليَقُلْ إنِّي صائمٌ
Riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa adalah pelindung. Jika kalian sedang berpuasa, jangan berkata kotor, jangan bertingkah jahil (mengejek, bertengkar atau semacamnya). Jika ada orang lain yang menyerangnya atau menghinanya maka hendaklah ia berkata, 'Aku sedang puasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Riwayat lain menyebut tentang pengampunan dosa bagi mereka yang berpuasa. Dalam riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: