Yenni Berkebun Untuk Kesehatan Mental

Yenni berada di kebun di pekarangan rumahnya. -Foto tangkap layar -suksespedia

KORANLINGGAUPOS.ID-Yenni  warga Cileungsi, Bogor berkebun untuk kesehatan mental. Awalnya Yenni didiahnosis mengalami gangguan biolar, sehingga dokter menyarankan Yenni untuk mencoba berkebun di pekarangan rumahnya. 

Yenni mengukapkan banyak faktor yang mendoronmg dirinya berkebun salah satunya adalah karena depresi pada pertengahan tahun 2020. 

"Diagnosa dokter bahwa saya bipolar jadi orang depresi itu bukan cuman kayak kita terjebak di dalam perasaan itu betul-betul susah keluar dari situ. Dokter menyarankan coba melakukan aktivitas yang betul-betul Ibu cintai," katanya dilansir dari dari Bumiku Satu https://www.youtube.com/watch?v=J09gyKH3seA. 

 Yenni menyebut, sebetulnya banyak yang ia sukai, sebelumnya menulis. "Sebelumnya saya menulis lepas, tapi karena depresi itu justru tidak bisa, saya tidak bisa menulis. Terus dokter menyarankan saya untuk bertanam. Oke saya coba. Saya coba bertanam awalnya saya bertanam di dalam rumah saya sendiri. 

BACA JUGA:Nelly Sukses Berkebun Di Balkon Dan Rooftop Rumahnya

Terus kemudian saya buka atapnya supaya dapat sinar matahari tapi ternyata begitu dengan berjalannya waktu kalau untuk tanaman buah itu sama sekali tidak bisa berbuah," tambahnya. 

Setelah mencoba bertanam sayuran di pekarangan rumahnya ternyata Yenni merasa bisa memiliki kontrol,  bisa merasa ada dan merasa dibutuhkan oleh tanaman-tanaman ini yang bergantung padanya. "Saya merasa tersembuhkan gitu dengan adanya kebun yang enggak seberapa ini. Yang sedikit ini Alhamdulillah saya merasa tersembuhkan," jelasnya. 

Kebetulan rumah Yenni diapit sama rumah kosong. "Oke kita manfaatin yang ada," ucapnya. 

Yeni menyebut kebunnya kebun tumpang. Karena ia juga berkebun numpang lahan di sebelah rumahnya. "Saya menyebutnya kebun tumpang karena saya numpang-numpang di tanah kosong di rumah yang terbengkalai. Kebetulan saya tinggal diapit sama rumah kosong. Jadi saya punya kesempatan untuk menanam sayuran," paparnya. 

BACA JUGA:Cara Menghitung Zakat Perkebunan Sawit

Yenni menceritakan lahan yang ditumpanginya itu awalnya banyak puing karena dulu disewa dikontrak usaha kerajinan kayu jadi banyak banyak kayu-kayu, banyak puing-puing asbes. 

Awalnya Yenni menilai tidak memungkinkan untuk ditanami. Namun ia terus mulai mengumpulkan daun-daun kering. 

"Memulai proses hutan saya tumpukin daun kering di atas puing-puing. Kemudian saya mulai kasih kompos-kompos dapur dan segala macam itu sekitar butuh 6 bulan lah waktunya untuk siap ditanami," paparnya. 

"Kemudian saya punya kebun lagi kebun tumpang juga yang ada di rumah sebelah kiri rumah saya. Kebun tumpang yang kedua saya tanam," sebutnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan