Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat Yang Jarang Orang Ketahui
Tradisi lebaran ketupat oleh Masyarakat Jawa.-Ilustrasi-Tangkapan Layar
KORANLINGGAUPOS.ID – Sebagian besar orang mungkin belum banyak yang mengetahui tentang adanya tradisi lebaran ketupat.
Lebaran ketupat merupakan salah satu tradisi unik Masyarakat muslim di Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang dilaksanakan pada bulan Syawal setelah perayaan hari raya idul fitri yang jatuh pada 1 syawal.
Istilah lebaran ketupat sendiri dikenal luas oleh Masyarakat Jawa dengan sebutan riyoyo kupat atau kupatan yang artinya lebaran ketupat.
Tradisi lebaran ketupat ini biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh atau seminggu setelah perayaan hari raya idul fitri, dimana lebaran ini dilakukan setelah umat muslim melaksanakan puasa Syawal yang jatuh pada hari ke-2 hingga ke-7 Syawal.
BACA JUGA:8 Cara Membuat Kue Ketupat Pandan,Begini Resep Enaknya
Biasanya, Masyarakat akan membuat jamuan berupa ketupat yang dilengkapi dengan kuah sayur untuk disuguhkan pada momen lebaran ketupat ini.
Sejarah lebaran ketupat ini sangat erat kaitannya dengan Sunan Kalijaga, dimana Sunan Kalijaga ini disebut sebagai orang yang pertama kali mengenalkan tradisi lebaran ketupat ini.
Lebaran ketupat sendiri pertama kali muncul di era Wali Songo dengan memanfaatkan tradisi syukuran yang ketika itu sudah berkembang di kalangan masyarakat Nusantara.
Kemudian, tradisi ini dijadikan sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam tentang cara bersyukur kepada Tuhan, bersedekah, serta bersilaturahmi di hari raya idul fitri.
BACA JUGA:Inilah Resep Sayur Ketupat Dijamin Enak, Salah Satu Makanan Khas Sumatera Dan Jakarta
Adapun tradisi lebaran ketupat ini dilambangkan sebagai salah satu simbol kebersamaan antar sesama umat muslim dengan sama-sama menjalin keakraban yakni dengan cara makan ketupat bersama atau membagikannya kepada kerabat dekat.
Selain itu, tradisi lebaran ketupat ini juga diyakini oleh Masyarakat Jawa sebagai cara untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tentang semua rezeki dan tempat jalinan silaturahmi setelah adanya perayaan Idul fitri 1 Syawal.
Sementara itu, kata Ketupat sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang berarti papat alias empat dimana hal ini dijelaskan sebagai empat tindakan yaitu lebaran, luberan, leburan, laburan.
Lebaran sendiri memiliki arti berakhirnya bulan Ramadhan, sedangkan luberan memiliki arti berlimpah rezeki, kemudian leburan memiliki arti melebur atau menghilangkan dosa yang ditunjukkan melalui tindakan permintaan maaf, dan laburan sendiri memiliki arti kapur untuk memutihkan dinding rumah.