Penarik Becak di Pasar B Srikaton Mengeluh, Dapat Rp 50 Ribu Saja Susah

Jumli sedang menunggu penumpang becak di pangkalan depan Pasar B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas.-Foto : Muslimin/Linggau Pos-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan alat transportasi tradisional seperti becak.

Dahulu alat transportasi becak ini sangat diminati oleh para pelanggannya.

Namun sekarang sepi peminat  karena majunya perkembangan alat transportasi saat ini.

Dalam keadaan sepi penumpang, namun masih ada sebagian pembecak yang semangat mencari nafkah.

Saat ini masih terlihat hanya di pangkalan becak, yang terletak di Pasar Tradisional B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.

Salah satunya bernama Jumli Warga Kelurahan B Srikaton yang sudah menjadi tukang becak sejak tahun 2004 yang lalu, ini masih tetap setia menjalani pekerjaan nya sebagai penarik becak, pekerjaan ini terpaksa dijalaninya karena tidak adanya pekerjaan lainnya.

BACA JUGA:Mantapkan Tujuan Organisasi FKPPI Kabupaten Musi Rawas Adakan Apel Akbar

Dia mengaku, semenjak majunya transportasi saat ini ditambah dengan banyaknya masyarakat yang membawa  kendaraan sendiri ke pasar membuat penumpang becak kian merosot.

“Hampir 20 tahun saya menjadi tukang becak di Pasar Tradisional B Srikaton, sekarang penumpang sangat sepi hanya satu, dua saja setiap harinya,” ungkap Jumli.

Dirinya menceritakan, dulu waktu pertama kali dirinya menjalani usaha sebagai tukang becak,sangat menjanjikan. Karena dulu kendaraan motor itu juga belum terlalu banyak, jadi masyarakat masih banyak menggunakan becak sebagai alat transportasi untuk menuju ke pasar.

Namun saat ini seiring berkembangnya alat transportasi, membuat becak semakin ditinggalkan oleh masyarakat, bahkan nyaris tidak ada lagi yang mau menggunakan  becak sebagai alat transportasi.

BACA JUGA:Harga Sayuran Kangkung Naik Petani sayuran Di Desa C Nawangsasi Musi Rawas Tersenyum

“Kalau dulu saya bisa mendapatkan Rp 100.000 lebih per harinya karena masih banyak penumpang, tetapi saat ini untuk mendapat Rp 50.000 saja itu sangat susah, “ tuturnya.

Saat ini yang dibawa itu kebanyakan hanya barang belanjaan seperti beras,pupuk, pernah juga kayu papan dan barang-barang lainnya.

“Kadang juga dalam satu hari itu tidak mendapat penumpang sama sekali, namun saya tidak patah semangat,  hal tersebut harus di lakukan karena ingin mencari rejeki,” tuturnya.

Untuk rute menarik becak yang dijalani Jumli, dari Pasar B Srikaton ke Desa Mataram itu paling jauh, selain itu ia juga ke Desa C  Nawangsasi, dan Desa A Widodo.

BACA JUGA:Menuju Penilaian Pembangunan ZI, Bimker Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Buat Maskot Mang Keli

“Untuk ongkos ke Desa Mataram itu kalau hanya penumpang tanpa bawa barang   Rp 20.000.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan