Begini Pola Asuh Terbaik Hadapi Anak Balita
Orang tua perlu belajar parenting tentang pola asuh anak yang tepat.-Foto : hellosehat.com -
Menerapkan pola asuh mendidik anak bukan hal yang mudah. Apalagi, menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. Namun ingat, Man jadda wajada (barangsiapa bersungguh-sungguh pasti berhasil).
Laporan Hikmah, Lubuklinggau
KORANLINGGAUPOS.ID - Maka sungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu parenting untuk menerapkan pola asuh yang baik adalah salah satu jalan yang baik untuk ditempuh.
Hal ini disampaikan Karla Ratna selaku Host dalam bincang pola asuh pengelolaan emosi anak usia 3 tahun tersebut saat menghadirkan Psikolog Tarika Isnaningtyas.,S.Psi.,M.Psi.
BACA JUGA:SMAN Bingin Teluk Muratara Budidayakan Kebun Hidroponik ‘ILUK FARM’
Dilansir dari akun Youtube @TV100 pada Selasa, 19 Desember 2023, Tarika yang merupakan psikolog anak Yayasan Pendidikan Islam di Ponegoro Surakarta yang setiap hari menghadapi anak-anak beragam segala problematikanya berbagi ilmu penting tentang pola asuh anak, terutama saat masih balita.
Bagaimana caranya?
Tarika menjelaskan pentingnya pola asuh dalam mengatasi anak usia 3 tahun yang jika marah sering berteriak atau bahkan membuang barang disekitarnya hingga timbul ketakutan orang tua akan hal membahayakan yang bukan hanya untuk dirinya saja namun juga untuk orang lain.
Ketika ingin melihat anak usia 3 tahun terlebih dahulu orang tua harus mengetahui perkembangan anak tersebut mulai dari perkembangan emosinya, karena orang tua tidak bisa menyamakan antara anak yang usia 3 tahun dengan anak usia 10 tahun apalagi orang dewasa karena pengelolaan emosi jelas berbeda.
BACA JUGA:Simak Keunggulan Kalau Kamu Kuliah di Pascasarjana UNMURA
Perkembangan emosi anak usia 3 tahun pertama masih belajar untuk mengekspresikan emosinya, sebenarnya ketika dia membuang barang dan sebagainya itu adalah bentuk ekspresi emosinya.
“Dia sebenarnya marah, sebel sama dirinya, setiap anak itu bermacam-macam cara mengekspresikannya, kadang ada yang membuang barang, kemudian ada yang berteriak, hingga gulung-gulung itu tantrum ketika usia anak 2 sampai 4 tahun dan sudah mulai stabil 5 tahun,” kata Tarika.
Pasti anak juga mengalami perkembangan emosi salah satunya yang harus dilalui adalah tantrum karena kenapa karena justru dengan tantrum ini orang tua dapat mengajari anak-anak untuk mengenali dirinya sendiri bahwa dia sedang emosi.
“Jadi mungkin yang dilakukan tadi adalah anaknya sebenarnya sedang mengekspresikan atau sedang menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia itu sedang marah tapi mungkin adalah caranya saja yang salah,” ungkapnya.