Krisis Terdampak pada Pengrajin Rotan Lubuklinggau

Pengrajin Rotan Lubuklinggau Wiyono sedang membentuk rotan berkualitas asal Muratara untuk dijadikan kursi.-Foto : Hikmah/-Linggau Pos

Banyak daerah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil kerajinan tangan. Bahkan, ada yang tembus pasar ekspor. Salah satunya berbahan dasar rotan.

KORANLINGGAUPOS.ID - Di Indonesia, kerajinan tangan berbahan rotan cukup luas pasarnya. Hampir setiap provinsi memiliki talenta bidang ini, dan mereka bisa menghasilkan berbagai produk bahan dasar rotan yang unik.

Diantara penghasil kerajinan rotan di Indonesia adalah Cirebon, Jepara, Sukoharjo, Kalimantan Tengah, dan Yogyakarta.

Tak hanya itu. Sebab ternyata di Provinsi Sumatera Selatan juga terdapat pengrajin rotan yang tak kalah mahir loh. Salah satunya seperti usaha rumahan yang memproduksi perlengkapan rumah tangga dari rotan yang ada di Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Depot Kayu Sepakat Jaya Lubuklinggau Sediakan Ragam Kayu Berkualitas Asal Mura-Muratara

Rabu pagi 10 Januari 2024, KORANLINGGAUPOS.ID, mampir ke tempat usaha Rotan Wiyono yang berlokasi di Jalan Sejahtera, Kelurahan Taba Jemekeh, kecamatan lubuklinggau Timur 1.

Wiyono selaku pengrajin rotan mengatakan, sebelum ia membuka usaha produksi barang dari rotan ini, mulanya ia bekerja dengan orang lain. Lalu pada tahun 2001 ia memutuskan keluar dari perusahaan karena merasa ingin usaha mandiri.

“Setelah bapak paham cara memproduksi rotan dan juga sudah dapat ilmunya, bapak ingin mencoba tidak bergantungan di perusahaan orang lain,” ucap Wiyono.

Wiyono menambahkan, pada awal membuka usaha produksi rotan menjadi kursi, meja, dan sebagainya dengan pilihan rotan berkualitas dan faktor barang-barang yang masih murah menjadikan penjualan barang tersebut meningkat dan banyak peminatnya.

BACA JUGA:Perantau Asal Yogyakarta, Jualan Es Serut di Lubuklinggau

Namun, saat ini Wiyono mengeluhkan krisis ekonomi. Akibat krisis ekonomi penjualan turun 50 persen hari biasa. Sebelum krisis, Wiyono bisa meraup keuntungan harian sekitar Rp 1-2 juta.

“Kalo dulu modal awal Rp 1 juta, sudah dapat bahan sebanyak 200 rotan. Tapi untuk sekarang penghasilan bapak minus,” ungkapnya.

Wiyono memutuskan, untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat berkurangnya keuntungan bahkan pernah mengalami rugi, selama masih ada pembeli yang mau membeli barangnya, ia akan menjualnya meski tidak mendapat untung bahkan rugi. 

“Karena bapak tidak ada pekerjaan sampingan, mau tidak mau untuk saat ini bapak bekerja ekstra untuk menjaga perekonomian tetap stabil, sambil menunggu kalo ada orang yang memesan kursi rotan,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan