Penyebab, Gejala dan Cara Mencegah Pingsan

Sebelum kejadian pingsan, seseorang mungkin mengalami gejala-gejala awal, seperti pusing, merasa lemah, mual, berkeringat dingin, pucat, atau muntah.-Foto : Dokumen -Kemenkes RI

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Pernah mengalami tiba-tiba pingsan atau kehilangan kesadaran untuk beberapa saat? Jika ya, Anda mungkin mengalami apa yang disebut syncope. Syncope merupakan suatu kondisi medis yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia.

Syncope, yang secara harfiah berarti “tersungkur,” adalah kondisi di mana aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kehilangan kesadaran sementara. 

Untuk lebih jelasnya, dalam artikel yang dikutip KORANLINGGAUPOS dari laman resmi Kemenkes RI ini, kita akan mengenal syncope, termasuk gejalanya, penyebabnya, dan bagaimana mengelolanya.

Pingsan atau dalam istilah kedokteran disebut syncope. Syncope juga merupakan kehilangan kesadaran ataupun kekuatan postur tubuh yang terjadi secara mendadak yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat sementara. 

BACA JUGA:Pria Asal Lubuklinggau Pukul Istri Hingga Pingsan

Pingsan akan pulih secara spontan tanpa membutuhkan terapi khusus apabila penyebabnya ringan. Kehilangan kesadaran dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke sistem aktivitas retikuler di batang otak. 

Syncope bukanlah penyakit, melainkan tanda atau gejala dari gangguan yang mendasarinya.

Tanda utama syncope adalah kehilangan kesadaran yang singkat, diikuti dengan pemulihan spontan. Namun, sebelum kejadian pingsan, seseorang mungkin mengalami gejala-gejala awal, seperti pusing, merasa lemah, mual, berkeringat dingin, pucat, atau muntah. Beberapa orang juga melaporkan adanya sensasi “berputar” sebelum kehilangan kesadaran.

Ada berbagai penyebab yang mungkin menyebabkan syncope. Salah satunya adalah refleks vasovagal, di mana tekanan darah turun tajam karena respons sistem saraf otonom terhadap pemicu tertentu, seperti stres, nyeri, atau penglihatan darah. 

BACA JUGA:Viral Aksi Garcep Mayor Teddy Menolong Orang Pingsan di Kampanye Akbar Prabowo

Penyebab lain meliputi gangguan irama jantung, masalah struktural jantung, gangguan pembuluh darah, tekanan darah rendah, masalah neurologis, dan efek samping obat tertentu.

Penyebab paling sering adalah karena adanya hipotensi ortostatik yaitu terjadinya penurunan tekanan darah sistolik diatas 20mmHg atau tekanan diastolik turun lebih dari 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. 

Ketika seseorang dalam posisi berdiri sekitar 500-800cc darah akan berpindah ke perut dan tungkai bawah sehingga volume darah yang masuk ke dalam jantung berkurang. Darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh terutama otak akan berkurang. Karena kurangnya pasokan darah ke seluruh tubuh termasuk otak, oksigen pun akan berkurang, hal ini disebut dengan keadaan hipoksia.

Untuk mendiagnosis syncope melibatkan anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dan enzim jantung. Pemeriksaan rekaman jantung (EKG) harus dilakukan pada setiap penderita yang mengalami pingsan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan