LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Lubuklinggau H Suhada mantap akan maju dalam Pilkada Kota Lubuklinggau 2024.
Saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu mengungkapkan ia sudah mendapat restu dari PKS.
“Alhamdulillah kawan-kawan PKS sudah tahu dan merestui saya nyalon dalam Pilkada Lubuklinggau,” tutur tokoh politik yang dikenal ramah ini.
Menurut H Suhada, dalam Pilkada Lubuklinggau ia memantapkan diri untuk menjadi calon wakil walikota.
Ketua DPD PKS Kota Lubuklinggau H Suhada.-Foto: Dokumen-Linggau Pos
BACA JUGA:Ketua DPD PKS Kota Lubuklinggau Kak Suhada Mendorong Kreativitas para Konten Kreator Muda
“Kawan-kawan PKS sudah tahu dan merestui saya untuk nyalon wakil walikota Lubuklinggau. Formulir Bakal Calon Wakil Walikota Lubuklinggau pun sudah saya ambil. Dari Partai PKS sendiri, Golkar sudah pengembalian, dan NasDem insyaAllah 7 Mei dikembalikan. Selanjutnya saya berencana ambil Formulir Calon Wakil Walikota Lubuklinggau di PBB,” terangnya.
Suhada juga mengungkapkan alasannya, kemungkinan hanya akan mengambil formulir di empat partai ini. Yaitu PKS, Golkar, NasDem, dan PBB.
“Pertama karen pengurus partainya ngontak saya langsung. Kedua, memang untuk Golkar dan NasDem ini kadernya akan nyalon walikota. Sementara PBB kadernya sepertinya tidak nyalon walikota maupun wakil walikota,” tuturnya.
Menindaklanjuti niat baiknya itu, H Suhada fokus pada peningkatan elektabiltas dengan silaturahmi ke tokoh-tokoh dan memperbanyak turun ke masyarakat.
BACA JUGA:Pilkada Lubuklinggau 2024, Rodi Wijaya Dipasangkan dengan Suhada dari PKS
Bicara soal visi misinya mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Lubuklinggau, H Suhada mengungkapkan niatannya untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Kota Lubuklinggau.
“Saya ingin masyarakat Lubuklinggau itu sejahtera. Dan setiap kelurahan pasti memiliki potensi yang bisa jadi unggulan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Potensi setiap kelurahan ini yang akan dikelola maksimal,” tuturnya.
Suhada menceritakan, dulu saat pembibitan karet masih aktif di daerah Taba Rejo, Air Temam, bahkan Rahma, masyarakatnya makmur. Nyaris tidak ada yang merantau.
“Ibu-ibu sampai anak kecil saja bisa mengisi polybag di pembibitan karet itu. Anak kecil bisa dapat Rp 50 ribu sehari. Belum lagi ibuknya. Sehingga ayah mereka tak harus merantau. Sementara situasi sekarang berbeda. Banyak ayah merantau malah jadi buruh karet dan buruh harian lepas. Karena tak ada lapangan kerja. Maka, mengangkat komoditas unggulan masing-masing kelurahan jadi potensi dibukanya lapangan kerja ini penting dilakukan. Pemerintah harus hadir, dengan memberikan bantuan permodalan dan sebagainya,” tutur Suhada.