55 PNS Musi Rawas Terima Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI

Senin 06 May 2024 - 21:11 WIB
Reporter : M YASIN
Editor : M YASIN

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 sebanyak 55 PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI.

Dari total 55 PNS yang mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI pengabdian XXX sebanyak 27 orang, pengabdian XX tahun 9 orang sedangkan pengabdian X tahun 19 orang.

Penyematan Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI secara simbolis disematkan oleh Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud kepada 6 PNS sebegai perwakilan.

Penyematan dilakukan dalam rangkaian upacara peringatan Hardiknas tahun 2024 di halaman Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten Musi Rawas di Desa Muara Beliti Baru Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas, Senin 6 Mei 2024.

BACA JUGA:Berawal Dari Warung Makan Dedi Afran Warga Selangit Jadi Pengusaha Bubuk Kopi

Upacara Hardiknas tingkat kabupaten Musi Rawas dihadiri Forum Komunikasi Pimpindan Daerah (FKPD) Musi Rawas, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) diantaranya Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Musi Rawas, Dien Candra dan Sekreatris Supriadi.

Dalam kesepatan tersebut Bupati Hj Ratna Machmud membacakan pidato Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia (RI) Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A mengatakan 5 tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan.

"Dalam perjalanan saya di Kemendikbud ristek menjadi pemimpin dari gerakan merdeka belajar, semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang dimiliki untuk memajukan pendidikan Indonesia," kaatnya.

Menurtunya, bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran.

BACA JUGA:Gagal Panen Padi Petani di Desa Satan Indah Jaya Beralih Tanam Jagung

Pada awal perjalanan kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.

Ketika langkah kita mulai kita dihadapkan dengan tantangan tak pernah terbayangkan yakni dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar.

Dan cara hidup kita secara drastis pada saat yang sama pandemik memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan.

Dengan bergotong-royong kita berjuang untuk kulit dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama.

Kategori :