KORANLINGGAUPOS.ID - Musim giling tebu baru akan dimulai bulan Mei, sehingga kebutuhan gula konsumsi di periode Januari hingga Mei 2024 memanfaatkan stok awal tahun yang tersedia.
Untuk mengisi kekurangan ini di isi dengan gula impor, namun ada kendala impor pada saat ini, salah satunya realisasinya kurang maksimal.
Seminggu terakhir ini sudah ada peningkatan pergerakan pemasukan (gula impor), agar memaksimalkan pemasukan gula pasir dalam negri.
Namun pada kondisi ini diperburuk oleh realisasi impor yang masih terbatas, karena baru memasuki musim giling tebu untuk memproduksi gula.
BACA JUGA:Harga Gula Naik Rp18.400 Per 1Kg, Apa yang Memicu Kenaikan?
Mengingat harga gula yang saat ini masih dalam tren naik, jadi belum bisa mengisi wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan gula.
Maka Pembelian Gula Akan Dibatasi
Di tengah kenaikan harga gula konsumsi, peritel membatasi penjualan kepada konsumen.
Adapun batasan pembelian gula yaitu hanya 2 kg per transaksi, ada juga yang hanya 1 kg per orang per transaksi.
Dikutip dari CNBC Indonesia, menurut Ketua Umum Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey, pembatasan itu dilakukan untuk mengontrol konsumsi gula di dalam negeri.
BACA JUGA:Inflasi Naik di Lubuklinggau Ini Penyebabnya
Dia mengatakan, kebijakan peritel itu sebagai bagian dari mitigasi agar konsumsi gula di dalam negeri lebih terarah.
Roy menjelaskan, konsumen peritel adalah konsumen rumah tangga, sehingga tak membutuhkan pembelian yang berlebihan.
"Perlu mitigasi menggerakkan konsumsi gula yang lebih terarah dan tidak berlebihan," katanya.
"Kami melakukan pembatasan pembelian karena konsumen ritel modern itu kan rumah tangga.