MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pembuatan tempe di Dusun 3, Desa G1 Mataram, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) cukup menginspirasi.
Meski masih terbilang usaha rumahan tetapi banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari usaha pembuatan tempe ini.
Selain penggiat UMKM ini bisa mandiri secara ekonomi, menekuni usaha tempe juga menyerap tenaga kerja, dan memotivasi masyarakat konsumsi makanan yang bergizi.
Tempe sendiri merupakan makanan tradisional yang terbuat dari fermentasi terhadap biji kedelai yang di campuri beberapa bahan seperti kapang rhizopus atau lebih di kenal dengan nama ragi.
BACA JUGA:Kunjungi TP PKK Jatimulyo Yogyakarya, Triana Sandi Fahlepi Studi Tiru Kegiatan B2SA
Selain itu banyak sekali kandungan gizi yang terkandung pada tempe.
Pegiat UMKM pembuatan tempe itu, adalah Ibu Temu.
Didampingi anaknya Dwik saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID di kediamannya, menjelaskan usaha pembuatan tempe ini sudah dilakoninya sejak tahun 1996.
“Kita memilih menekuni usaha tempe karena saat itu bahan bakunya sangat mudah dan murah. Kami juga tahu teknik buat tempe meski tradisional. Dulu juga belum banyak yang membuat usaha tempe seperti ini,” tuturnya.
BACA JUGA:Bupati Musi Rawas : Pemimpin yang Suka Berbohong, Maka Tidak Perlu Dipilih Lagi
Proses pembuatan tempe oleh Ibu Temu pun masih skala kecil. Sekali buat itu paling sedikit 5 Kg kedelai.
“Jadi tergantung yang pesan juga. Kalau banyak yang pesan banyak juga kami membuat tempenya,” terangnya.
Untuk proses pembuatan tempe sendiri, jelasnya, pertama dimulai dengan kacang kedelai yang akan dibuat tempe direndam 4 sampai 5 jam.
Langkah kedua, lakukan perebusan terhadap kedelai tadi selama 1 jam.
Langkah ketiga, setelah direbus itu kita lakukan pendinginan, selama 2 jam.