BACA JUGA:Program RTLH APBD Kabupaten Musi Rawas Mulai Dikerjakan
Langkah keempat, setelah dianggap sudah dingin kita lakukan pemecahan kacang kedelai itu secara tradisional, setelah biji kacang kedelainya itu sudah terpecah kita lakukan pencucian.
Langkah kelima, setelah dibersihkan, kacang kedelainya kita tiriskan, baru kita lakukan pencampuran raginya, setelah satu jam baru kita lakukan pembungkusan menggunakan daun pisang.
“Saya menggunakan daun pisang karena di desa ini masih mudah mendapatkan daun pisang, tanpa harus membeli, kalau pakai plastik itu kita harus membeli. Dan juga konsumen yang membeli tempe di sini itu mintanya pakai daun pisang”, jelasnya.
“Untuk pemasarannya orang datang sendiri ke rumah, jadi memang kami membuat tempe itu sesuai dengan pesanan pelanggan saja. Untuk harga tempe itu Rp 1.000 itu empat buah tempe, dengan harga kedelai saat ini cukup tinggi kami mengakalinya dengan mengurangi takarannya tempenya, dulu besar-besar tempenya, karena harga kedelai naik terus, jadi kita kurangi takarannya tempenya. Karena kedelai yang kita gunakan itu kedelai impor, jadi harganya cukup tinggi,” tuturnya.
BACA JUGA:Kabar Gembira, 24 Mei 2024 Ustadz Abdul Somad Hadir ke Musi Rawas, Begini Kata Bupati
Ia berharap, semoga ada dari pemerintah desa atau dinas yang terkait bisa mendukung usaha UMKM pembuatan tempe ini.
“Sehingga usaha seperti kami ini bisa lebih besar lagi dan tempe yang kami produksi ini bisa di jual ke daerah lainnya juga,” harapnya.(*)