BACA JUGA:Bersinergi melalui Olahraga, BUMN se-Kota Palembang Selenggarakan BUMN Sumsel Fest 2024
Hasilnya nanti pasti tidak bagus, kita juga kalau mengkonsumsinya pasti tidak enak rasanya. Selain itu tampilan pisang sale jika di goreng menggunakan minyak curah itu pasti tidak bagus.
Untuk pemasaran setelah pendemi Covid-19 beberapa tahun lalu, saat ini banyak ibu-ibu yang berjualan makana dengan online yang memesan dengan kita.
Tetapi sebelum Covid waktu itu Sahudin sendiri yang menawarkan ke toko-toko dan minimarket, jika hari Sabtu-Minggu berangkat ke Bengkulu dan Lahat.
Untuk sekali bawak itu lumayan banyak, tetapi tidak hanya pisang sale saja tetapi seperti rengginang dan peyek juga dibawak. Untuk pisang sale bawa sebanyak 400 pisces.
Satu piscesnya itu beratnya 120 gram, dengan harga jika kita titipkan di minimarket itu per 1 bungkusnya itu Rp 9.000. jika ambil di rumah itu harganya Rp 50.000 perkilo.
BACA JUGA:Debit Air Sungai Lakitan Meluap 119 Rumah Warga Tergenang Air
Untuk saat ini usaha pisang sale itu sudah memiliki PRT dan Sertifikat Halal. Sahudin berkeinginan mempunyai alat penunjang produksi, karena alat untuk memotong pisang itu masih manual, belum ketemu alat pemotong pisang yang mateng dengan alat yang modern.
Sebenarnya bisa juga menggunakan alat pres setelah di pres itu baru di potong-potong namun hasilnya tidak memuaskan. Selain itu untuk tempat penyimpanannya juga kami belum ada yang besar, saat ini ada namun masih yang berukuran kecil.
"Harapannya semoga kedepannya usaha pembuatan pisang sale ini bertambah maju, dan semoga usaha saya ini menjadi salah satu makanan khas Musi Rawas. Karena saat ini belum terdengar ada yang memproduksi makanan Pisang Sale ini," harapnya.(*)