Berbeda dengan pegunungan di Indonesia yang penuh flora fauna, Jabal Nur hanya dikelilingi padang pasir tandus.
Hingga hari ini situs Jabal Nur masih menjadi tempat paling istimewa dan tidak pernah sepi pengunjung yang ingin berziarah ke Kota Mekah.
Bagi para peziarah, Jabal Nur merupakan tempat untuk kontemplasi dan pencerahan saat memasuki musim haji dan umroh.
Jabal Nur bisa dipadati 5000 umat muslim yang ingin berziarah Meskipun tidak termasuk agenda ibadah.
BACA JUGA:Seorang JCH Kloter 10 Gelombang II Embarkasi Palembang Tunda Berangkat
Rasulullah SAW beberapa kali naik ke puncak Jabal Nur dan berdiam di Gua Hira untuk melakukan kontemplasi merenung membersihkan diri dan memikirkan kondisi masyarakat Mekkah yang kala itu masih diselubungi kejahiliyahan.
Untuk mencapai puncak Jabal Nur kita membutuhkan perjuangan dan kekuatan besar sebab medan jalanan yang harus didaki cukup curam dan tandus.
Meski telah dibuat anak tangga pengunjung tetap membutuhkan fisik yang prima untuk bisa mencapai puncak Jabal Nur.
Bagi masyarakat awam setidaknya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak Jabal Nur sekitar 2 jam.
BACA JUGA:Patuhi Ketentuan Baru, JCH Lubuklinggau Muratara Perdana Shalat Jumat di Masjidil Haram
Di beberapa titik pendakian kita bisa menemukan penjual minuman dan makanan bagi yang tidak kuat tidak perlu memaksakan diri untuk sampai puncak.
Kita hanya perlu berdoa dan cukup menikmati pemandangan sekitar karena kegiatan ini bukan bagian dari ibadah.
Dikarenakan Medan yang cukup ekstrim dan beresiko bahaya yang mengancam pengunjung pemerintah Arab Saudi tidak menganjurkan para jamaah untuk mendaki Jabal Nur.
Pemerintah setempat juga telah membuat pengumuman di bagian jalan masuk menuju Jabal Nur yang ditulis dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Indonesia.
BACA JUGA:JCH Lubuklinggau : Makanannya Enak Varian Lauknya Banyak, Pulang Haji Bisa Gembul Nih
Bunyi pengumuman tersebut ialah ‘Bagi saudara kaum muslim yang berbahagia Rasulullah tidak pernah menganjurkan kita untuk mendaki Jabal Nur tidak menyuruh kita untuk salat, mengusap batu, mengikat pohon, mengambil tanah, batu, ataupun pohonnya.