BACA JUGA:Jelang Keberangkatan, ini yang Dilakukan JCH Musi Rawas
Mariyatun membenarkan, selain suka menyirih, sang ibu tidak suka makan gorengan. Sukanya makan rebusan.
“Beliau susah menyirih sejak muda. Sirihnya nanam sendiri. Haji ini saja kami bawa daun sirih,” tutur Mariyatun.
Ia berharap semoga sang ibu diberi kelancaran dan kesehatan dalam menunaikan ibadah haji dan bisa pulang menjadi haji yang mabrurah.
Bahkan bersyukurnya, dr. Laili Handayani selaku Petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter 73 Embarkasi Solo (SOC) mengungkapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap Mbah Ngatemi, ia memastikan nenek usia 99 tahun ini dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan.
BACA JUGA:Menunggu 11 tahun Rara Andhini Menjadi JCH Termuda Kabupaten Musi Rawas
"Sejauh ini Mbah Ngatemi tidak ada keluhan apapun, kadar gula darahnya juga normal. Beliau istita’ah untuk menjalankan ibadah haji,” tutur dr. Laili Handayani.
Meski kesehariannya tidak menggunakan kursi roda, namun saat berhaji ini, tutur dr. Laili Handayani, Mbah Ngatemi Alwi difasilitasi kursi roda untuk memudahkan pelaksanaan ibadah haji.
Menurut dr. Laili Handayani, bagi jemaah risiko tinggi dan lansia, kesehatannya dipantau secara rutin oleh petugas tenaga kesehatan.
Salah satu contohnya, saat di pasawat diberikan penanda bahwa yang bersangkutan merupakan risti atau lansia.
BACA JUGA:JCH KBIHU Armina Selesai Melaksanakan Umroh Wajib JCH dari Musi Rawas Segera Bergabung
Lalu di hotel juga dilakukan pemberian tanda di setiap pintu kamarnya bahwa yang bersangkutan adalah risti atau lansia.
“Kami juga rutin melakukan visitasi kepada jemaah haji. Kami juga rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Sehingga bagi JCH yang mengalami keluhan atau ada keluhan, bisa melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan. Atau jika ada teman se-kamardalam kondisi tidak fit, bisa langsung menyampaikan informasi itu ke kami sehingga kami bisa melakukan visitasi ke kamar jemaah tersebut dengan segera,” tuturnya.(*)