“Ingat, dampak dari emisi 1 ton itu sama di manapun. Maka ini adalah tantangan global. Kita butuh menyelesaikan ini dengan pendekatan solusi global.
Maka kami di sini ingin menyampaikan, PLN komitmen penuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ucap Darmawan.
Darmawan juga mengungkapkan, Pemerintah bersama PLN kini tengah menyusun program Accelerating Renewable Energy Development (ARED) yang akan dituangkan menjadi Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL).
Melalui ARED, penambahan porsi pembangkit akan berasal dari EBT sebesar 75 persen dan gas sebesar 25 persen hingga tahun 2040.
BACA JUGA:Kunci Membaiknya Kinerja PLN 2023, Sukses Menambah Pelanggan Terbanyak dari Golongan Rumah Tangga
“RUPTL ini akan kembali menjadi RUPTL paling hijau sepanjang sejarah Indonesia. RUPTL ini juga telah selaras dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN),” tambah Darmawan.
Dengan ARED, PLN membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui Green Enabling Super Grid.
Menjadikan sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain dan potensi EBT berskala besar yang belum dimanfaatkan selama ini dapat dimaksimalkan.
Pasokan listrik berbasis EBT akan meningkat dari 22 GW menjadi 61 GW pada tahun 2040.
BACA JUGA:Dirut PLN Kunjungi Musi Rawas Utara, Tingkatkan Kualitas dan Pastikan Keandalan Listrik
Kemudian, untuk mengatasi tantangan intermitensi dari sumber EBT, PLN juga membangun smart grid dengan smart power plant dan flexible generation yang dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan smart meter.
Darmawan mengakui bahwa program besar transisi energi tidak akan mampu dijalankan oleh PLN sendiri.
Untuk itu, lewat acara ini pihaknya mengajak entitas bisnis baik lokal maupun global untuk menjalin kolaborasi yang saling menguntungkan sekaligus memperkuat portofolio bisnis masing-masing.
”Ini adalah suatu kesempatan untuk berkolaborasi bersama dalam rangka menyediakan listrik yang bukan hanya terjangkau, tetapi juga andal dan berkelanjutan.
Kenapa? Karena kita perlu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini terus berjalan dan dalam prosesnya kita membangun kapasitas nasional yang bisa menciptakan lapangan kerja, memerangi kemiskinan dan pada saat yang sama menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Darmawan. (*)