LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Motif yang mendasar dari terorisme bermacam-macam, jika sebagai tokoh masyarakat biasanya dijadikan agen perekrutan.
"Kalau motif ini yang diketahui bermacam-macam. Namun kalau sudah tokoh masyarakat biasanya dia dijadikan agen untuk merekrut,” kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumsel, Romi Afriansyah dikutip dari sumeks.co pada Sabtu 21 Oktober 2023.
Ketua FKPT Sumsel, Romi Afriansyah
“Cuci otak adalah senjata utama mereka (teroris). Tujuannya untuk mengajak membenci pemerintahan yang sah, membuat pemerintahan baru, kambing hitamkan agama untuk sarana jihad dan segala macam.”
Romi Afriansyah menjelaskan, seperti contohnya yang di Muara Enim, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.
"Itu contohnya setelah tujuh tahun menetap berusaha untuk merekrut orang dewasa ataupun anak-anak. Itu sudah menjadi bukti kuat otentik yang diketahui. Mereka siap menjadi pelaku bom bunuh diri, berlatih menembak, mencarikan dana juga bisa itu. Jadi berbahaya sekali," jelasnya.
BACA JUGA:Hari Santri Nasional, Pemuda Bisa Ikut Program Santri Mondok Sehari
Lanjut Romi, sebenarnya masyarakat itu tidak ada yang terpapar. Tetapi kalau sudah dimasuki teroris berbahaya.
"Kita ini sebenarnya orang baik, tapi kalau sudah dimasuki itulah yang terpapar terorisme radikalisme," tuturnya.
Selain itu, Romi juga menyampaikan para teroris juga pastinya melakukan pencucian otak kepada targetnya.
"Cuci otak adalah senjata utama mereka (teroris). Tujuannya untuk mengajak membenci pemerintahan yang sah, membuat pemerintahan baru, kambing hitamkan agama untuk sarana jihad dan segala macam," jelasnya.