Yakni mulai dari Perguruan tinggi yang ada di Medan, Mataram, Yogyakarta, Makassar, dan Bandung.
Menurut Arwin, ini ide penyatuan kalender Islam dengan cara internasional sebenarnya, bukan inisiatif tunggal Muhammadiyah.
Perlu diketahui 2016 lalu, di Turki telah disepakati konsep kalender Islam global tunggal.
Kesepakatan itu dihadiri langsung oleh ahli syariat, astronomi, dan pemerhati kalender Islam dari berbagai negara.
“Perhelatan di Turki ini sejalan dengan ijtihad Muhammadiyah dalam membentuk KHGT.
Namun, perlu dicatat bahwa keputusan formal Muhammadiyah untuk kalender global-internasional telah ada sejak Muktamar Makassar tahun 2015,” jelas Arwin.
Arwin menegaskan KHGT Muhammadiyah mengadopsi hasil putusan Kongres Turki 2016.
Dalam keputusan itu tidak terikat secara formal pada hasil kongres tersebut.
“Muhammadiyah berketetapan mewujudkan Kalender Islam global-internasional sebelum tahun 2016.
Meski hasil putusan Kongres Turki penting, ia bukan penentu utama,” kata Arwin.
KHGT Muhammadiyah sudah mengkaji parameter 5-8 yang dihasilkan dari Kongres Turki 2016.
Secara komprehensif, termasuk Prinsip, Parameter, dan Syarat.
BACA JUGA:Haramkah Main Game Online? Begini Penjelasan Majelis Tarjih Muhammadiyah
“Dalam berbagai forum, Muhammadiyah mengkaji aspek-aspek tersebut secara mendalam, meski masih ada ruang untuk penyempurnaan,” tutup Arwin.