Juni Lubuklinggau Deflasi sebesar 0,10 persen

Rabu 03 Jul 2024 - 17:48 WIB
Reporter : Riena Fitriani Maris
Editor : Riena Fitriani Maris

Kelompok Kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,00 persen.

Kelompok Transportasi mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,02 persen.

Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, menyumbang andil inflasi umum sebesar 0,01 persen.

Sementara Kelompok Pakaian dan Alas Kaki dan Kelompok Penddikan tidak mengalami perubahan harga.

BACA JUGA:Periode Mei 2024 Lubuklinggau Alami Inflasi 0,14 persen

Beberapa komoditas yang memberikan andil besar terhadap Deflasi bulan Juni 2024 antara lain komoditas bawang merah mengalami penurunan harga sebesar 18,06 persen, menyumbang andil inflasi sebesar –0,19 persen.

Komoditas beras mengalami penurunan harga sebesar 2,14 persen, menyumbang andil inflasi sebesar -0,09 persen, komoditas daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 4,21 persen, menyumbang andil inflasi sebesar -0,07 persen. 

“Penurunan harga bawang merah dikarenakan stok yang berlimpah dan distribusi yang lancar dari daerah sentra, penurunan harga komoditas beras dikarenakan masih banyaknya hasil produksi di akhir masa panen raya, serta penurunan harga komoditas daging ayam rasdikarenakan stok daging ayam ras sudah mulai banyak di pasaran,” jelasnya.

Sementara komoditas yang memberikan andil terhadap Inflasi pada bulan Juni 2024 antara lain komoditas cabai merah naik harganya sebesar 3,59 persen, menyumbang andil inflasi sebesar 0,04 persen.

BACA JUGA:Inflasi Naik, TPID Kota Lubuklinggau Sidak Pasar

Komoditas ketimun naik harganya sebesar 27,54 persen, menyumbang andil inflasi sebesar 0,02 persen dan komoditas labu siam naik harganya sebesar 21,37 persen, menyumbang andil inflasi sebesar 0,02 persen.

“Kenaikan harga komoditas cabai merah dikarenakan permintaan yang tinggi menjelang hari besar kegamaan Idul Adha, kenaikan harga komoditas ketimun dan labu siam dikarenakan permintaan yang tinggi sementara persediaan berkurang,” ungkapnya. (*)

Kategori :