Yang dikhawatirkan lainnya, kondisi ini berdampak untuk harga sembako lainnya.
"Karena biasanya ikut-ikutan. Sembako lainnya ikut naik, kita lagi yang susah karena makin sepi pasar," keluhnya.
Pemerintahan tegas Fatimah, harusnya membantu UMKM yang ada di Pasar Tradisional.
Bukannya membuat kebijakan yang membuat Pasar Inpres sepi pembeli.
BACA JUGA:Lelang Jabatan di Lubuk Linggau Masih Proses Pengajuan Izin
"Karena kalau harganya hampir sama dengan harga minyak sayur premium yang dijual di supermarket atau minimarket, ya masyarakat milih kesana belinya," tegasnya.
Dikutip dari laman Kemendag RI Sebelumnya, harga minyaKita per liter saat ini Rp 14.000.
Harga tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 49 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat.
Rencana kenaikan harga minyak goreng pemerintah itu sudah diembuskan Mendag Zulkifli Hasan sejak Mei 2024.
BACA JUGA:Masih Ada Penyerapan Anggaran di OPD Dibawah 50 Persen, Pj Wako Berikan Warning
"Kita memang akan bahas, semua sudah naik, ya harus kita naikkan.
Tapi memang sudah layak ya kan sudah dua tahun.
Naik Rp 15.000 atau Rp 15.500," ungkap Zulhas.
Sebelumnya ia mengusulkan harga MinyaKita senilai Rp 15.500 per liter, tapi tim kajian mengusulkan harga minyak goreng subsidi sebesar Rp 16.000 per liter.
BACA JUGA:Bunda Mimpi Melahirkan Anak Laki-laki Pertanda Apa Ya? Berikut 5 Artinya Menurut Islam
Karena itu, pemerintah mengambil jalan tengah dengan menetapkan HET MinyaKita Rp 15.700 per liter. (*)