KORANLINGGAUPOS.ID - JAJARAN Bawaslu diharapkan mendapatkan pendidikan antikorupsi.
Hal ini untuk mendorong gerakan antikorupsi dijajaran Bawaslu.
Dikutip dari laman resmi Bawaslu RI, Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menyambut baik hasil penelitian yang dipaparkan Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) terkait Gender dan Korupsi di Indonesia.
Penelitian ini membahas tentang urgensi penguatan keterwakilan perempuan untuk mendorong agenda antikorupsi di lembaga penyelenggara pemilu.
BACA JUGA:Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN Harus Melalui Proses Kajian
Menurut Lolly ada perspektif Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah dibangun Bawaslu, untuk mendorong gerakan antikorupsi.
Namun untuk pendalaman terkait hal ini, dia merasa akan didiskusikan secara terkonsentrasi.
"Mudah-mudahan kita akan ada pendidikan antikorupsi untuk internal Bawaslu, nanti kita jajaki kemungkinannya," kata Lolly, Jumat 12 Juli 2024.
Lolly mengungkapkan Puskapol UI dan Bawaslu memiliki garis besar dan konsentrasi yang sama untuk membuktikan integritas Bawaslu dalam mendukung antikorupsi.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Penanganan Pelanggaran Ini yang Dilakukan oleh Bawaslu
Dia berharap penelitian ini dapat diturunkan menjadi materi sehingga lebih mudah dicerna dan dipahami.
"Nanti jika ada ruang bersama bawaslu provinsi hingga kabupaten/kota pesan antikorupsi ini akan berulang disampaikan, mudah-mudahan sikap antikorupsi ini bisa diturunkan dari hasil penelitian teman-teman," jelas Lolly.
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Puskapol UI Delia Wildianti juga menjelaskan, penelitian ini bukan untuk menunjukkan KPU atau Bawaslu yang paling benar, namun faktor apa yang membuat orang korupsi dan bagaimana mencegah korupsi.
Walau begitu, Delia menyebutkan beberapa tahapan yang krusial dalam ruang-ruang transaksional untuk melakukan korupsi.
BACA JUGA:Saat Pengawasan Panwascam Wajib Hadir saat Tahapan Kampanye