LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Pengelola Objek Wisata Kasie, Pendi pastikan objek wisata yang mereka kelola di Kelurahan Lubuk Tanjung Kecamatan Lubuklinggau Barat I saat ini masih buka seperti biasa.
Sebelumnya Objek wisata Kasie diinformasikan ditutup berdasarkan hasil kesepakatan saat rapat bersama semua pihak di Kantor Kelurahan, Jumat 26 Juli 2024.
Ditutupnya objek wisata kasie yang dikelola oleh masyarakat ini lantaran banyaknya keluhan warga terkait pengelolaan wisata sungai kasie dari masyarakat.
Untuk itu Lurah Lubuk Tanjung langsung mengadakan rapat di kantor yang dihadiri Ketua RT, Bhabinkamtibmas Polsek Lubuklinggau Barat, Pemangku adat, Ketua karang taruna Kelurahan dan mewakilan pedagang di wisata kasie serta para pemilik lahan persawahan disekitar wilayah sungai kasie.
BACA JUGA:Wisata Kasie di Lubuklinggau Ditutup Sementara, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Happy Bareng Keluarga ke Objek Wisata Kasie Lubuklinggau
"Tidak ditutup. Sampai saat ini Objek Wisata Kasie masih buka setiap hari," tegasnya.
Terkait alat berat ia juga menjelaskan ada dari Dinas PUPR yang sekalian kerjakan jalan sekalian mengeruk batu untuk mengaliri sawah dibawah.
"Kemarin sumber airnya kecil bahkan hampir tidak bisa mengaliri sawah," ungkapnya.
Terkait hal ini Lurah Lubuk Tanjung, Supawi dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID Senin 29 Juli 2024 meminta pihak pengelola wisata untuk melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan hasil rapat bersama petani kasie Lubuk Tanjung serta pedagang disekitar lokasi wisata. Karena mereka sudah mengeluh dan merasa resah dengan keberadaan objek wisata tersebut.
BACA JUGA:Pengelola Objek Wisata Sungai Kasie Lubuklinggau Siap Sambut Pengunjung
BACA JUGA:PJU Lunas Tepat Waktu PLN Berikan Penghargaan Kepada Walikota Bengkulu
"Dan hasilnya mereka setuju agar wisata kasie ini ditutup sementara karena mereka mengaku terganggu adanya wisata tersebut. Jalan khususnya jembatan kelingi yang digunakan pengelola saat ini itu akses satu-satunya warga dan petani disini. Untuk itu kita minta pengelola untuk menjalankan hasil kesepakatan ini, meskipun saat rapat mereka sudah diundang namun tidak hadir," ungkapnya.
Pihaknya juga sudah melaporkan hasil rapat etrsebut ke pihak Kecamatan dan berharap segera ditindaklanjuti oleh pihak kecamatan.
Bagaimana baiknya, karena warga khususnya pedagang dan petani minta wisata ditutup, sementara pengelola masih membuka wisata tersebut.