MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Raslim, S.Pd didorong oleh para guru untuk mencalonkan diri di Pilkada Mura 2024.
Menanggapi aspirasi tersebut menurut Pengamat Politik Sumatera Selatan (Sumsel), Dr Fadillah Hermawansyah, dorongan kalangan guru kepada ketua PGRI Kabupaten Mura untuk nyalon di Pilkada Kabupaten Mura tahun 2024 sah-sah saja.
“Itu namanya aspirasi dari masyarakat ataupun kelompok masyarakat, dalam hal ini kaum guru mendorong ketua PGRI untuk maju di Pilkada itu sah-sah saja dalam demokrasi secara individu ataupun kelompok,” katanya kepada Linggau Pos, kemarin.
BACA JUGA:Hendraopriono Heran Namanya Masuk Tim Ganjar-Mahfud
Namun demikian, untuk mewujudkan dorongan tersebut ada kerja politik yang harus dilakukan. Kalau tidak ada aksi nyata maka dorongan tersebut hanya menjadi aspirasi belaka. Sebagaimana diketahui bahwa untuk nyalon di Pilkada ada dua jalur yang bisa dilakukan pertama nyalon melalui partai politik (Parpol) dan melalui jalur berseorang atau calon independen.
“Baik melalui Parpol maupun melalui calon perseorangan dengan latar belakarang guru sangat memungkinkan tergantung keinginan dari calon untuk menggunakan jalur mana Parpol atau calon independen,” paparnya.
Fadil menjelaskan untuk melaksanakan kerja politik dilakukan secara pribadi tidak menjadi masalah. Tidak boleh kalau menggunakan organisasi untuk kepentingan politik. “Jangan sampai mengorbankan organisasi untuk kepentingan politik karena PGRI bukan organisasi politik. Jika kerja politik dilakukan atas nama pribadi tidak masalah,” jelasnya.
BACA JUGA:Begini Tahapan Pemindahan RS Dr Sobirin ke Muara Beliti, Pasien Hemodialisa Keberatan
Menurut Fadil semakin banyak pasangan calon yang maju di Pilkada semakin bagus karena akan semakin banyak pilihan masyarakat, jangan sampai yang nyalon hanya dua pasang seperti saat Pemilu 2020 hanya ada dua pasang calon. “Kalau bisa 3 pasang atau 4 pasang calon sehingga pilihan akan lebih banyak,” ucap.
Fadil mengaku belum dapat memperkirakan dukungan masyarakat ketika guru nyalon di Pilkada. “Ini baru proses, baru ada kabar akan nyalon harus dilakukan kerja politik dulu untuk meningkatkan kesukaan ada prosesnya. Masalah bisa diterima atau tidak itu nanti yang penting kerja-kerja politik dulu. Kerja politik harus, melakukan sosialisasi perkenalkan diri dulu itu yang harus dilakukan, baru bisa diukur tingkat eletabilitas,” paparnya.
Sebagaimana diketahui berita sebelumnya, berdasarkan informasi dari berbagai sumber menyebutkan Raslim didukung para guru untuk nyalon Wakil Bupati Kabupaten Mura. Artinya jika Raslim diajak oleh calon Bupati untuk menjadi wakilnya maka para guru kompak untuk memenangkan pasangan tersebut.
BACA JUGA:Debat Capres-Cawapres Batal Dilaksanakan di Luar Jakarta
Menanggapi kabar tersebut Ketua PGRI Kabupaten Mura, Raslim mengatakan dirinya selaku PNS tidak terlibat dipolitik praktis tapi berhak memilih. Dan ia juga menegaskan bahwa PGRI bukan organisasi politik.
“Kita independen non politik praktis yang yunitaristik independen. Namun demikian kita tidak boleh buta-buta amat terhadap politik karena dibawah kita ribuan guru. Itu dalam kode etik menerima dan menjalankan kebijakan pendidikan ini yang harus dipahami,” jawabnya.
Merut Raslim berdasarkan hasil pembicaraan bersama pengurus PGRI mereka akan membantu orang yang peduli terhadap dunia pendidikan karena guru adalah orang yang berterima kasih kalau diberi.