KORANLINGGAUPOS.ID - Sekda Kota Lubuk Linggau, H Trisko Defriyansa mendorong kepada stakeholder pengembang membuat rumusan untuk membantu penyedia perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
"Coba dirumuskan untuk bantuan atau kemudahan penyediaan rumah untuk masyarakat notif income. Nosif income yang saya maksud mereka yang yang tidak punya NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak), penghasilan tidak tetap. Mereka menggunakan KTP saja," katanya dalam suatu kesempatan belum lama ini.
Sekda meminta dirumuskan melalui pola BCG (bisnis corporate governance) bisnisnya ada di Pengembang Indonesia supaya bagaimana merangkul agar material bangunan murah.
"Ajak semen Indonesia group, ajak juga penyedia atap, rangka baja. Kemudian penyedia bahan bangunan material lainnya supaya lebih murah, upayakan harganya lebih murah lagi dari ketetapan Kementerian PU PR," paparnya.
BACA JUGA:Dana Kelurahan Cair Ini Pesan Sekda Kota Lubuk Linggau
BACA JUGA:Tidak Netral ASN Siap-siap Kena Sanksi. Ini Penjelasan Pj Sekda Kota Lubuklinggau
Kemudian dari pihak perbankan memberikan subsidi bunga. Pemerintah melakukan solusi untuk lahan pembangunan perumahannya.
"Dengan keroyokan stakeholder pengembang ini saya rasa bisa terbantu karena banyak sekali kawan-kawan tukang sol sepatu, pedagang asongan, pekerja rumah tangga yang betul-betul tidak punya rumah dengan program ini diharapkan mereka dapat memiliki rumah. Termasuk juga difabel," jelasnya.
Menurut sekda Difabel di Lubuk Linggau ini banyak sekali yang tidur di sekretariat NPCI (National Paralympic Committee of Indonesia).
"Nanti tolong dipikirkan rumusan ini. nanti kita bisa sama-sama berjuang, baik Pemerintah, Perbankan, pengembang memberikan bantuan kemudahan bagi nosif income," jelasnya.
BACA JUGA:Kapan Gaji 13 ASN Cair? Ini Penjelasan Pj Sekda Kota Lubuklinggau
BACA JUGA:ASN Mau Nambah Libur, ini Pesan Pj Sekda Kota Lubuklinggau
Sekda menyebut notif income ini mereka tidak berani mengurus NPWP ke kantor pajak.
"Terus terang saja mereka takut mengurus NPWP ke kantor pajak. Dan mungkin mereka takut ke bank karena pakaian atau karena faktor lainnya karena mereka keseharian bekerja banting tulang untuk nafkah keluarga. Ini juga salah satu pengurangan Backlog hunian."
Kalau Backlog hunian hampir setiap Minggu bertambah di Kota Lubuk Linggau ini karena setiap ada pernikahan sudah berkontribusi pada backlog hunian.