LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Bagaimana rasanya jika sehari tak makan sambel? Hampa ya. Begitulah yang dirasakan ibu-ibu yang mayoritas enggan absen makan cabai sekalipun mahal.
Cabai merupakan salah satu bahan wajib dalam mayoritas resep masakan keluarga. Jika masak tanpa menggunakan cabai rasanya hambar dan tidak ada daya tarik yang spesial.
Namun bagaimana ketika harga cabai ‘melangit’?
Mori Pedagang cabai di Pasar Setelit menuturkan, konsumen mulai irit.
Biasanya konsumen membeli cabai 0,5 Kilogram, menjadi 0,25 Kg saja. Bahkan ada yang membeli 1 ons.
“Harga cabai rata-rata per ons ada yang Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Itupun yang beli sedikit sekali,” jelas Mori.
“Tetapi ya mau bagaimana lagi, memang sudah dari tengkulak cabainya juga mahal. Jadinya ya kita sesuaikan dengan harga pasar cabai seperti yang lainnya,” aku Mori.
Sepengetahuannya harga cabai naik, karena para petani panen cabainya sedikit.
Saat ini harga cabai merah, kata Mori, Rp 90ribu per Kg padahal harga normal kisaran Rp 70 ribu per Kg.
Sementara harga cabai putih Rp 50 ribu per Kg dari harga normal Rp 35 ribu per Kg. Lalu harga cabai rawit Rop 55 ribu per Kg naik dari harga normal Rp 40 ribu per Kg.
Sementara harga cabai burung tembus Rp 100 ribu per Kg dari harga normal Rp 80 ribu per Kg.
“Sejak harga cabai naik, modal yang kami keluarkan juga naik. Sementara omset anjlok karena jumlah pembeli maupun kuantitas yang dibeli menurun,” ungkapnya.
BACA JUGA:Dinsos Lubuklinggau Langsung Turun Tangan Sikapi Janda Miskin Agar Dapat Bantuan
Sehingga penghasilan yang ia dapatkan per harinya maksimal hanya Rp 200 ribu.