Nasabah Bank BRI Harus Tahu! Sejarah Berdiri di Zaman Kolonial hingga Menjelma sebagai Aset Terbesar

Minggu 27 Oct 2024 - 11:23 WIB
Reporter : MUHAMMAD HIDAYAT
Editor : MUHAMMAD HIDAYAT

KORANLINGGAUPOS.ID- Hingga saat ini, Bank BRI dikenal sebagai bank dengan jaringan terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu bank dengan aset terbesar di Asia Tenggara.

Bank BRI adalah salah satu bank tertua di Indonesia yang memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, khususnya dalam mendukung sektor pertanian, UMKM, dan ekonomi pedesaan. 

Sejarah lahirnya Bank BRI tidak bisa dilepaskan dari perjuangan rakyat Indonesia, terutama pada masa penjajahan Belanda. 

Bank ini berawal dari sebuah lembaga yang memiliki misi sosial untuk menyejahterakan rakyat kecil, dan kemudian berkembang menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.

BACA JUGA:Mudah Loh Pinjaman UMi BRI hanya Diajukan lewat Agen Brilink, Ini Syaratnya

BACA JUGA:Adanya KUR BRI Debitur Kembangkan Usaha Semakin Mudah, dengan Bunga Kecil Pencairan Cepat

Awal Berdirinya Bank BRI

BRI didirikan pertama kali di masa penjajahan Kolonial Belanda pada tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. 

Bank ini didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja, seorang Patih di Purwokerto. 

Pada awalnya, lembaga ini dikenal dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren. 

BACA JUGA:BRI Kupedes Tawarkan Produk Unggulan Bagi Masyarakat Menengah ke Bawah di Pedesaan, Begini Ketentuannya

BACA JUGA:BRI Life Menjadi Rekoemndasi Asuransi Proteksi, Pendidikan, Kecelakaan Hingga Jiwa, Ini Keunggulannya

Tujuan pendirian bank ini adalah untuk membantu para pegawai negeri pribumi (inlander) agar dapat menyimpan uangnya secara aman serta memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih ringan dibandingkan lintah darat yang sering membebani masyarakat.

Pada masa itu, banyak masyarakat Indonesia yang terjebak dalam hutang kepada rentenir yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. 

Kondisi ini menyebabkan penderitaan ekonomi yang parah, terutama di kalangan petani dan pekerja rendahan. 

Kategori :