KORANLINGGAUPOS.ID - Jangan sepelekan penyakit lupus. Karena jika lambat ditangani dan tidak rutin berobat hingga terapi, bisa mengancam keselamatan pasien.
Karena menurut Spesialis Penyakit Dalam di Lubuk Linggau, dr Ahmar Kurniadi, Sp.PD saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 2 Desember 2024 menjelaskan penyakit lupus cepat ketahuan dari awal, lalu segera ditangani dengan diterapi secara rutin dan berobat, tidak sampai menimbulkan komplikasi.
"Karena yang membuat bahaya itu ya komplikasinya. Dan komplikasi yang paling dikhawatirkan atau ditakutkan mengalami gagal ginjal," ungkapnya.
Lupus jelas dr Ahmar penyakit autoimun yang manisfestasinya ke seluruh tubuh. Dari rambut sampai ke kuku, kepala sampai kaki, dari luar seperti kulit hingga dalam tubuh seperti ginjal, jantung atau paru-paru.
BACA JUGA:Derita Lupus dan Kebocoran Jantung, Bidan Diah Warga Lubuk Linggau Butuh Bantuan
BACA JUGA:Gejala Lupus yang Perlu Diwaspadai
"Untuk diawal gejalanya memang tidak tergambar dan gejala ringan. Seperti demam lama, bibir sariawan hingga pecah-pecah rambut rontok, kuku pecah-pecah dan ujung jari mengalami pendarahan. Nanti gejala khasnya baru
ketahuan ketika timbul bercak merah dibawah mata, sebelah hidung seperti kupu-kupu. Kalau ada gejala ini ya kita curiga ke lupus, namun tetap dilakukan pemeriksaan darah lagi," jelasnya.
Pasien yang ia tangani sendiri diakuinya ada yang berat tapi masih bisa ditanggulangi.
"Namun kalau sudah ke gagal ginjal tahap akhir, biasanya cuci darah ini yang bahaya dan bisa menyebabkan meninggal dunia. Lalu ada juga pasien yang tidak kontrol, minum obatnya nggak teratur. Padahal, jeleknya ya pasien lupus akan minum obat seumur hidupnya. Hanya saja jika dia rutin kontrol dan terapi serta minum obat, kedepannya obat yang diminum bisa dikurangi dosisnya,' tegasnya lagi.
BACA JUGA:Mudah Lupa, Bisa Jadi Anda Kena Lupus
BACA JUGA:Waspada Penyakit Gondongan, Segera Diatasi Sebelum Ada Komplikasi
Ia pun menyarankan, agar pasien lupus jangan sungkan masuk dalam perkumpulan atau komunitas pasien lupus.
"Karena melalui perkumpulan mereka saling menginformasi, mereka ditahap apa, ada komplikasi apa dan apa saja penanganan dari dokter. Sehingga mereka bisa bertukar informasi. Ini ini sangat penting untuk kesembuhan mereka, selain dengan rutin minum obat atau terapi," jelasnya.