KORANLINGGAUPOS.ID – Desember 2024 ini, masuk tahun kelima Hj Nurlaila, M.Pd memimpin SMAN Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas.
Menurut Hj Nurlaila, menjadi tantangan besar bagi para pendidik masa kini adalah mengedukasi siswa siswinya untuk tidak menikah usia dini.
“Itu kami wanti-wanti betul. Sebab menikah usia dini, besar resikonya. Saat ini kami punya 230 peserta didik. Edukasi terhadap mereka kami terus lakukan,” tutur ibu yang akrab dipanggil Bunda Lela ini.
Setidaknya, untuk mencegah terjadinya pernikahan usia dini, SMAN Sumberharta menerapkan 3 hal penting di sekolah:
BACA JUGA:TK Uswatun Hasanah Ciptakan Pendidikan Berkualitas dan Berakhlak Sejak Dini
1. Guru BK secara rutin menyampaikan penyuluhan pemberian materi pencegahan pernikahan dini. Termasuk mengedukasi anak untuk tidak pacaran.
2. Menjalin kerjasama dengan pihak Puskesmas Sumberharta, dan menghadirkan Kepala Puskesmas Sumberharta sebagai Pembina Upacara per semester.
“Saya meminta kepala puskesmasnya langsung jadi Pembina upacara. Menyampaikan pesan-pesan penting dampak pernikahan usia dini. Pernikahan usia dini itu gerbangnya pacaran. Makanya kami edukasi anak-anak untuk jangan pacaran usia sekolah,” jelasnya.
3. Di awal materi pengajaran, peserta didik diajak mengaji Al-Quran kemudian wali kelas menyampaikan nasehat sebagai upaya pembinaan.
BACA JUGA: Kerja PPPK Paruh Waktu 4 Jam Per Hari, Tentang Gaji Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Ponpes Hubbul Aitam Latih Santri Hadroh, Ternyata Banyak Manfaatnya!
Menurut Bunda Lela, memang tidak mudah mengedukasi remaja untuk tidak pacaran.
“Namun ini penting dilakukan, karena dampak pernikahan usia dini itu jauh lebih menyengsarakan mereka di masa depan,” jelas Bunda Lela.
Diantara dampak nikah usia dini yaitu: