LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Usia masuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebenarnya sangat bervariasi. Tergantung dari kesiapan masing-masing anak.
Ada anak yang masuk PAUD sejak usia 2 tahun, dan ada juga yang berusia 5 tahun.
Pendidikan PAUD dilaksanakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
Namun sebenarnya pada usia berapa idealnya anak masuk PAUD, apa saja yang harus diperhatikan sebelum anak dididik ke PAUD?
BACA JUGA:Bimbel Al Habsyi Ilmi Lubuklinggau Pakai Metode Gampang Diingat Anak-anak
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia disebutkan bahwa usia anak masuk PAUD bisa dimulai sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Sementara menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, pendidikan preventif merupakan wadah pembelajaran bagi anak usia 3 hingga 5 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Kota Lubuklinggau Firdaus Abky melalui Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Fathur Rahman, M.Pd menerangkan syarat dasar atau usia ideal anak usia dini masuk PAUD minimal 3 hingga 5 tahun.
Jika lebih dari usia tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi anak-anak.
BACA JUGA:Kiat Sukses Mahasiswa Difabel Raih Beasiswa AdiK
“Pola penerimaan anak PAUD mengikuti peraturan yang ada. Usahakan jangan masukkan anak ke PAUD saat usianya masih dibawah 4 tahun. Karema bisa memicu resiko gangguan psikis, anak stress, dan tertekan, serta hilangnya motivasi belajar, dan anak tidak fokus untuk belajar,” jelas Fathur.
Pendidikan terpenting yang harus didapat oleh anak usia dini antara lain, membentuk karakter anak, melatih kemampuan motorik anak, dan orang tua dapat memfasilitasi kegiatan belajar anak-anaknya di rumah, hal-hal tersebut justru dapat merangsang otak anak untuk berfungsi lebih baik.
Daripada menyekolahkan anak masuk PAUD pada usia yang belum ideal ke sekolah.
“Membiasakan anak untuk belajar akan mempersiapkan mereka untuk lingkungan sekolah masa depan, orang tua dengan ajak anak bermain game edukasi seperti mewarnai, menggambar atau berhitung,” jelasnya.
BACA JUGA:Ada Harapan Guru Non ASN Mengabdi di Daerah 3T, Ini Susunan 1,6 juta Formasi PPPK