MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 Republik Ngapak Musi Rawas berlangsung meriah, Sabtu malam 11 Januari 2025.
Istimewanya ada sentuhan budaya khas Jawa yakni wayang kulit. Pagelaran Wayang Kulit dipusatkan di Lapangan Desa K Kalibening, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas.
Laporan Susanto yang diterima KORANLINGGAUPOS.ID, Ahad 12 Januari 2025, pergelaran wayang kulit bertajuk Banjaran Gatotkaca sukses memikat perhatian ribuan warga Tugumulyo dan sekitarnya.
Pergelaran ini menampilkan tujuh dalang lokal berbakat Musi Rawas dan Lubuk Linggau yaitu, Ki Sugiarto, Ki Sikun Guno Carito, Ki Purwanto Pandoyo, Ki Warsono, Ki Sumarjo, Ki Budi Sulistiono, dan dalang muda Ki Wisnu Tejo Pramono.
BACA JUGA:Dari Hobi Bikin Cemilan Kini Triayem Warga Musi Rawas, Menjadi Pengusaha Kripik
BACA JUGA:Petani Musi Rawas, Menanam Kangkung Lebih Menjanjikan Dibanding Tanam Padi
Pengurus Republik Ngapak Musi Rawas Sabtu malam 11 Januari 2025 foto bersama Gubernur Ngapak Sumatera Selatan, Dr. Muchtarudin Muhsiri, M.P-Foto : Dok. Republik Ngapak Musi Rawas-
Para dalang senior dan dalang muda itu memberikan pertunjukan yang sarat nilai heroisme dan moral. Gatotkaca, Putra Bima, diceritakan kehidupannya sejak lahir hingga ia gugur sebagai senapati Pandawa dalam perang Bharatayudha.
Momen istimewa ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, Hj. Ratna Machmud dan H Suprayitno, didampingi oleh sejumlah anggota DPRD tingkat provinsi serta kabupaten/kota.
Turut hadir Gubernur Ngapak Sumatera Selatan, Dr. Muchtarudin Muhsiri, M.P., yang memberikan apresiasi terhadap semangat kebersamaan yang tercermin dalam acara ini.
Selain itu, Ketua Paguyuban Ngapak Musi Rawas, Edy KPK, para camat, pejabat daerah, dan tokoh masyarakat juga menyaksikan perayaan yang berlangsung meriah namun penuh khidmat dan kekeluargaan.
BACA JUGA:Warga Musi Rawas Sukses Kembangkan Usaha Panel Dekoratif dan Ornamen
Rangkaian acara diawali dengan kegiatan Rembug Bareng Warga Ngapak Sumsel, sebuah forum dialog interaktif yang melibatkan banyak paguyuban Ngapak di Sumatera Selatan.
Rembug membahas berbagai isu serta aspirasi warga paguyuban, mencerminkan semangat demokrasi partisipatif yang menjadi fondasi utama pembangunan di wilayah ini.