KORANLINGGAUPOS.ID – Tingginya angka perceraian memicu keprihatinan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Maka, ia meminta seluruh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) termasuk penghulu untuk berkontribusi dalam menurunkan angka perceraian dengan mengedukasi masyarakat.
Nasaruddin Umar mengingatkan, tugas penghulu bukan hanya mencatatkan nikah, namun juga harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pernikahan sehingga harus dijaga.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agama mengungkapkan, data menunjukkan bahwa perceraian di Indonesia 60 persen diantaranya dialami oleh pasangan dengan usia pernikahan dibawah lima tahun, dan ini memprihatinkan.
BACA JUGA:Ustadz Raji: Agar Bahagia, Persiapkan 3 Hal ini Sebelum Menikah
BACA JUGA:11 Pasangan Artis Menikah di Tahun 2024, Ini Profesinya
Yang paling terdampak dari perceraian adalah anak dan perempuan.
Maka, Menag meminta, bagi penghulu dan penyuluh harus dapat memberikan edukasi dan konseling di wilayahnya masing-masing untuk mencegah tingginya angka perceraian.
Hal ini disampaikan Menag saat membuka Training Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA, 13-14 Januari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag Cecep Khairul Anwar berharap Training Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA bisa menjadi langkah awal untuk mewujudkan pendekatan bimbingan perkawinan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:Bolehkah Membatalkan Pernikahan dan Meminta Kembali Barang yang Diberikan pada Calon Mempelai Wanita
BACA JUGA: Jangan Salah, Berikut Urutan Wali Nikah Seorang Perempuan yang Benar Menurut Islam
Sebab di Indonesia ada 9.333 penghulu se-Indonesia, 672 orang statusnya PPPK dan sebanyak 8.661 penghulu berstatus PNS.
Menag mengapresiasi diadakannya Training Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA di Menara 165 Jakarta tersebut, bahkan ia penasaran bagaimana IA bisa digunakan dalam komunikasi, maka ia meminta para penghulu memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dengan trainer Ary Ginanjar sebagai pencetus AI TalentDNA.
Bagaimanapun, dalam dunia yang semakin cepat saat ini, keterampilan komunikasi dengan memadukan teknologi seperti AI menjadi salah satu modal agar dapat menghadapi perubahan jaman yang serba canggih.