MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Masyarakat di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), semakin sadar akan potensi pertanian dan peluang bisnis yang menjanjikan.
Salah satu usaha pertanian yang ditekuni masyarakat yaitu, usaha pertanian dengan membudi daya pepaya kalina.
Pepaya merupakan buah yang populer dan banyak diminati.
Hal ini juga dilakukan oleh Alex salah seorang warga Desa Air Satan, yang sudah menekuni usaha pertanian buah kates.
BACA JUGA:Petani Desa Sidoharjo Musi Rawas Uji Coba Tanam Padi Sistem Tabela
BACA JUGA: Ini Alasan Petani Singkong di Musi Rawas Beralih Tanam Terong Lalap
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Minggu 2 Februari 2025 Alex mengatakan menanam buah pepaya karena beberapa musim tanam, tanaman padinya mengalami gagal panen.
“Dari gagal panen, kita berpikir untuk beralih menanam tanaman lain dan memutuskan menanam pepaya. Untuk mencukupi kebutuhan pendapatan sehari-hari untuk keluarga,” ungkap Alex.
Untuk pepaya yang ditanam, menggunakan bibit pepaya calina. Pemilihan bibit pepaya calina dipilih, karena mudah dalam perawatan dan tidak mudah terkena hama.
Apalagi rata-rata masyarakat petani pepaya di Kabupaten Mura, menggunakan bibit pepaya calina. Untuk masa panen sudah bisa dilakukan saat umur 7 bulan.
BACA JUGA:Hasil Panen 9 Ton Per Hektar Petani Padi Sawah Tersenyum Bahagia
Saat umur 7 bulan, buah pepaya sudah bisa dilakukan panen, meskipun untuk kematangan buah tidak merata semua. Sebab buah pepaya memiliki durasi panen dari awal panen, ke panen berikutnya berjarak hanya 4 hari.
Serta untuk, masa tumbuh buah pepaya bisa mencapai tiga tahun bahkan empat tahun. Tergantung dengan perawatan dari pemilik kebun, harus rajin-rajin diberikan pupuk, vitamin dan penyemprotan pestisida.
Untuk harga jual per kilogram buah pepaya, biasanya berbeda-beda setiap masa panennya, terkadang dalam satu kilogram paling rendah dijual Rp 3.000 dan paling mahal Rp 5.000 per kilogram.