Diperbolehkan jika dilakukan untuk qadha, kafarat, nadzar, atau kebiasaan puasa sunnah.
Jika ternyata hari tersebut adalah awal Ramadan, maka puasa wajib harus diqadha.
3. Madzhab Syafi’i
Haram, kecuali bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa sunnah atau wajib menjalankan puasa seperti qadha dan nadzar.
BACA JUGA:Pemantauan Hilal Ramadan 2025 Digelar Pada 28 Februari, Ini 41 Titik Lokasi di Pulau Sumatera
Merujuk pada pernyataan Ammar bin Yasir r.a.:
"Barangsiapa berpuasa pada hari syak, berarti dia mendurhakai Abu al-Qasim (Nabi Muhammad SAW)."
Larangan ini bertujuan agar umat Islam tidak menambah hari dalam Ramadan.
4. Madzhab Hambali
Makruh, tetapi tetap sah jika niatnya untuk qadha, kafarat, nadzar, atau kebiasaan puasa sunnah.
Jika hari itu kemudian diketahui sebagai awal Ramadan, puasa wajib tetap harus diqadha.
Puasa sehari sebelum Ramadan diperbolehkan dengan syarat tertentu, tergantung niat dan madzhab yang diikuti.
Jika puasa dilakukan sebagai bagian dari kebiasaan sunnah (misalnya Senin-Kamis atau puasa Daud), maka tidak ada masalah.
Jika puasa diniatkan untuk menambah hari dalam Ramadan atau sekadar berjaga-jaga, maka hukumnya makruh atau bahkan haram karena dapat menyebabkan kekeliruan dalam penetapan awal Ramadan.
BACA JUGA:7 Seleb Indonesia Sambut Ramadan 2025 dengan Status Baru sebagai Pasangan Suami Istri