Kiat Sukses Usaha Kerupuk di Lubuklinggau

Senin 08 Jan 2024 - 19:40 WIB
Reporter : HIKMAH
Editor : SULIS

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Contoh upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat adalah melalui kewirausahaan yang salah satunya adalah memproduksi makanan ringan yang bahan utamanya terbuat dari sagu yakni kerupuk.

Kerupuk ini merupakan makanan ringan khas Nusantara yang banyak digemari kalangan masyarakat baik dari anak kecil hingga orang dewasa dapat mengonsumsinya sebagai lalapan yang dibarengi sambil makan nasi atau mi.

Sebagian dari kita pasti ada yang memulai usaha dari nol dan sebagian lagi tinggal melanjutkan usaha keluarga yang telah dijalankan supaya tetap eksis sampai saat ini.

Salah satunya pabrik kerupuk jadul rumahan yang ada di Kota Lubuklinggau merupakan warisan usaha keluarga turun temurun yang telah dilakukan sejak tahun 1970an.

BACA JUGA:Belajar dari YouTube Sukses Punya 2 Kedai Seblak di Lubuklinggau


Kerupuk jangek kuning tengah dijemur di bawah terik sinar matahari. -Foto : Hikmah/-Linggau Pos

Untuk diketahui, nama dari pemilik pabrik kerupuk tersebut yaitu Warman asli orang Jawa Barat. Ia mulai melanjukan usaha kerupuk sejak tahun 2000-an ketika orang tuanya tiada.

Sebelumnya, ia ikut membantu produksi kerupuk hanya bagian keliling menawarkan ke pelanggan saja.

Adapun secara umum proses pembuatan kerupuk antara lain, pencampuran bahan baku, pembuatan adonan, pembentukan, pengukusan, pendinginan, pengirisan, pengeringan dan penggorengan.

Sementara itu, untuk nama-nama kerupuknya sendiri yaitu, kerupuk lipat sama jangek kuning.

BACA JUGA:Simak, Aturan Baru Beli LPG 3 Kg di Lubuklinggau Cuma Rp 16 Ribu

“Prosesnya yaitu dari awal tajinan pakek ember, dimasuk dalam kukusan, dicetak pakek loyang, dijemur, dan baru digoreng,” jelas Sukriah asli orang Lubuklinggau selaku istri Warman kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 8 Januari 2024.

Di samping itu, bahan untuk membuat kerupuk seperti sagu, gandum, garam, minyak goreng, pewarna makanan berwarna kuning, dan untuk bahan penggorengannya menggunakan kayu bakar yang dibeli dalam satu muatan mobil dengan harga Rp 350 ribu.

Warman menyatakan, dengan modal lebih kurang Rp 1 juta dalam satu harinya, ia dapat menghasilkan sebanyak 100 hingga 150 bal kerupuk.

Kategori :