Apalagi dengan kondisi RS Dr Sobirin di Kota Lubuklinggau tutup sehingga otomatis jumlah pasien yang berobat ke RS Siti Aisyah Kota Lubuklinggau meningkat.
“Jumlah pasien setiap hari meningkat sejak RS dr Sobirin tutup. Terkadang kami harus pulang sore karena banyak pasien,” sebutnya.
Sumber lain menyebutkan memang ada usul dari rekan-rekan mereka sesame tim medis untuk melakukan mogok.
BACA JUGA:5 Pertimbagan Penting Pembagian Sembako
“Namun hal itu tidak dilakukan karena kami mempertimbangkan kemanusiaan. Kalau kami mogok otomatis pelayanan kesehatan di RS Siti Aisyah terganggu dan kasihan dengan pasien. Kami juga mempertimbangkan sisi kemanusiaan. Tinggal Pemerintah lagi apakah memperlakukan kami seperti manusia. Bagaimanalah ini hak kami tidak dibayar artinya hak-hak kami tidak dianggap,” keluhnya.
Ia berharap kepada Pemkot Lubuklinggau segera membayar tunjangan profesi mereka.
“Kami berharap segera dibayar,” ungkapnya.
Sumber juga mengukapkan tunjangan profesi di Kota Lubuklinggau paling kecil dibandingkan daerah tetangga.
BACA JUGA:Lowongan Kerja di Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk Lulusan S1, Ada Program SIPSS 2024
“Seperti Kabupaten Muratara tunjangan profesi mereka Rp 24 juta, sementara kami Rp 13 juta. Mereka yang tunjangan profesi besar pembayarannya lancar kalau pun terlambat paling-paling 1 bulan hingga dua bulan,” ungkapnya.
Sementara Direktur RSUD Siti Aisyah dr Dwiyana Sulistyaningrum saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPOS.ID 9 Januari 2024 pukul 17.49 WIB membenarkan tunjangan profesi tenaga medis yang jumlahnya sekitar 20-an orang, sekitar 7 bulan belum dibayar.
“Tapi kami sudah ajukan ke Pemkot Lubuklinggau. Sebenarnya yang tunjangannya belum dibayarkan ini tidak semuanya 7 bulan. Ada yang dua bulan. Tapi sudah kami upayakan pembayarannya dengan koordinasi dengan Pj Walikota Pak Trisko,” jelasnya.
Dr Dwi membenarkan, perwakilan tenaga medis sudah audiensi dengan Pj Walikota Lubuklinggau. Dan ia berharap tenaga medis bisa bersabar. Karena pasti tunjangan profesi ini dibayarkan.
BACA JUGA:Perantau Asal Yogyakarta, Jualan Es Serut di Lubuklinggau
“Ya tahun ini insyaAllah cair. Sudah kami ajukan itu. Semoga tidak ada kendala,” ungkap dr Dwi. (*)