Hal ini memiliki dampak, sebagian besar individu tanpa kualifikasi pendidikan yang tinggi cenderung terbatas terhadap pekerjaan kasar.
Ketika peluang kerja dalam sektor tersebut berkurang, maka akan terjadi kekurangan keterampilan wirausaha dan juga berisiko memperburuk situasi pengangguran yang kronis di Indonesia.
Tak hanya itu, kurangnya kualifikasi atau keahlian lulusan akibat kurikulum pendidikan dan tidak sesuai dengan kebutuhan industri turut berkontribusi terhadap permasalahan ini.
Pengangguran yang terdidik agar dapat meningkatkan kompetensinya sesuai industri dan kurikulum di sekolah selaras dengan kebutuhan pasar industri.
BACA JUGA:Diduga Pro Israel, Babe Haikal Endorse Pizza Hut, Ini Sejarah Pizza Hut di Indonesia
3. Sulitnya Mobilitas Geografis karena Rendahnya Pemerataan Industri
Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia dapat sebagian disebabkan oleh sulitnya mobilitas geografis dan menyulitkan individu untuk berpindah daerah guna mencari peluang kerja yang lebih baik.
Terutama pada daerah yang kurang berkembang, jaraknya yang jauh dari pusat pekerjaa dapat menjadi hambatan bagi para pencari kerja untuk meraih aspirasi mereka.
Keterbatasan dana untuk bermigrasi ke daerah jauh lain yang memperburuk situasi, sehingga dapat mendorong perlunya kebijakan yang menekankan pada pemerataan peluang kerja di seluruh wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Di Dunia Indonesia Nomor 1 Pengguna Ponsel Terlama, Tapi Kalah dari India Dalam Hal Ini
4. Karakter yang Malas dan Tidak Mau Mengambil Risiko
Sebagian orang yang enggan sekali untuk aktif mencari dan mengambil pekerjaan telah menjadi faktor yang turut menyumbang terhadap tingginya tingkat pengangguran.
Ketakutan dalam mengambil risiko dan kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat pribadi masing-masing turut memengaruhi fenomena pengangguran di Indonesia.
5. Terbatasnya Lowongan Kerja dan Tingginya Kebutuhan Kerja
BACA JUGA:Inilah 10 Syarat Pindah Tempat Pemungutan Suara (TPS),Yuk Simak Disini
Salah satu penyebab utama pengangguran di Indonesia yang lain adalah tingginya tingkat ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan lapangan pekerjaan yang terbatas.