MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Batik merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang dapat dinikmati oleh indera penglihatan.
Berkat keindahan yang diperlihatkan oleh bentuk dari setiap helai kain batik itu, kini batik sudah dikenal sampai manca Negara.
Kini batik sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2009 yang lalu, sebagai warisan kemanusiaan dalam budaya lisan dan budaya nonbendawi.
Salah seorang pengrajin batik di Kabupaten Musi Rawas yang saat ini masih tetap ekasis dengan memiliki ciri khas yang beda dengan batik-batik lainnya, dia bernama Nurida Setia Wati pemilik rumah produksi Batik Krino yang berada di perumahan Griya Agropolitan Jalan Muchtar Aman Kampung 3 Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
BACA JUGA:Produksi Beras Tahun 2023 Sebanyak 153.810 Ton
Saat diwawancarai KORAN LINGGAU POS.ID, Kamis 25 Januari 2024 Ida panggilannya menjelaskan awal mula terjun ke dunia perbatikan pada tahun 2015 silam.
"Ketika itu saya masih tinggal di Kabupaten Bungo, kebetulan saya itu guru di sana. Jadi sambil mengajar saya juga merintis membuka usaha batik di sana," katanya.
Kemudian di tahun 2017 Ida pulang kampung, karena suami itu asalnya dari Desa Sukowarno Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas. Waktu pulang kampung pas Hari Raya, kebetulan waktu itu ketemu sama almarhum Hamam Santoso Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas.
"Sebelumnya kami memang sudah berteman dari dahulu dengan almarhum pak Hamam," jelasnya.
BACA JUGA:DHL Musi Rawas Akan Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
Karena Hamam sudah tahu Ida memiliki usaha produksi batik, "Sehingga beliau meminta kami untuk memproduksi batik untuk Kabupaten Musi Rawas. Kami juga dikenalkan dengan pak Ican selaku Kabid Produksi di Disperindag Kabupaten Musi Rawas, saat itu," ceritanya.
Nah di tahun 2017 itu Ida sepakat untuk produksi batik tersebut.
Awalnya produksinya untuk kebutuhan pameran saja. Tidak hanya itu saja juga lanjut memproduksi untuk pakaian Dinas Pemda Kabupaten Musi Rawas, sampai tahun 2020.
Kemudian di tahun 2021 kami diminta oleh ketua PKK kabupaten Musi Rawas H. Riza Novianto Gustam, untuk pulang ke Musi Rawas.
BACA JUGA:5 Tahun Petani Desa Suro Tidak Dapat Air, Ini Harapan Mereka