Nantinya, setelah berusia 24–36 bulan, anak akan lebih mahir untuk makan sendiri tanpa perlu dibantu oleh orang tua.
Namun, penting untuk tetap mengawasi si kecil selama mengonsumsi makanannya sendiri untuk menghindari risiko tersedak, batuk, hingga muntah.
Orang tua juga perlu memastikan apakah makanan tersebut benar-benar dikonsumsi atau anak mengemut makanannya saja.
Perlu diketahui bahwa perkembangan kemampuan anak untuk mengonsumsi makanan sendiri cenderung berbeda-beda pada setiap individu.
BACA JUGA:Keren, Guru dan Siswa MAN 1 Model Lubuklinggau Kembali Berprestasi
Kendati demikian, tahapan perkembangan di atas bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk memantau proses tumbuh kembang si kecil.
Terdapat berbagai cara mengajarkan anak makan sendiri yang bisa dilakukan sejak dini.
Di antaranya adalah mengajarkan anak mengonsumsi finger foods, memberikan sendok saat ia mulai tertarik untuk menggunakan alat makan, hingga memberikan perhatian penuh ketika si kecil sedang mengonsumsi makanan.
Berikut penjelasan lengkapnya yang dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari berbagai sumber:
BACA JUGA:Berikut Bukti Keseriusan UNMURA Terapkan Program MBKM, Hasilnya Banyak Mitra Ingin Kerjasama
Pertama, mengajarkan anak bagaimana cara makan sendiri sedini mungkin.
Saat dirasa sudah mampu, orang tua dapat mengenalkan anak tentang bagaimana cara makan sendiri pada usia sekitar 7–8 bulan atau ketika si kecil sudah mendapatkan MPASI.
Meski demikian, perlu diingat bahwa anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda.
Yang terpenting, orang tua perlu memperhatikan kemampuan si kecil dan tidak perlu memaksakan anak untuk bisa makan tanpa disuapi.
BACA JUGA:Siswa SMKN 1 Lubuklinggau Raih Prestasi Tingkat Provinsi Sumsel
Pastikan juga anak sudah mampu duduk sendiri, meraih benda di sekitarnya, dan mengunyah makanan, sebelum diajarkan bagaimana cara makan sendiri.