Selain itu, pruritus menyeluruh terjadi pada 25 persen sampai 50 persen pasien dengan polisitemia vera, yakni penyakit sumsum tulang yang berhubungan dengan peningkatan abnormal dalam jumlah sel darah.
Meski pruritus tampak seperti masalah gatal pada umumnya, sebaiknya tidak mengabaikannya.
Penting bagi lansia yang mengalami pruritus untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit, untuk mendapatkan diagnosis dan tatalaksana yang tepat, sehingga tidak mengganggu kualitas hidup dan memicu penyakit lainnya.
BACA JUGA:6 Jus Buah yang Baik Untuk Ibu Menyusui, Bantu Perlancar ASI
2.Penyebab dermatologis
- Xerosis kulit kering
Hilangnya kelembaban yang berlebihan dari epidermis dapat menyebabkan lesi xerotik atau kulit kering, yang dapat retak dan pecah.
Hal ini dapat menyebabkan pruritus dan perdarahan, bahkan sangat mungkin menyebabkan infeksi.
BACA JUGA:Apgar Score Bantu Tenaga Medis Menilai Kondisi Kesehatan Bayi Baru lahir
- Cuaca ekstrem Penyebab lain dari kulit kering termasuk cuaca ekstrem, seperti udara dingin atau kelembaban rendah dan paparan air yang berlebihan, terutama di iklim yang lebih dingin.
Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan berbagai iritasi kulit, termasuk terbakar sinar matahari atau dapat memperburuk lesi kulit kering.
- Skabies Masalah lain adalah skabies, yaitu gangguan kulit yang sangat gatal, umumnya terjadi pada lansia, terutama mereka yang dirawat jangka panjang di fasilitas perawatan.
Skabies disebabkan oleh infeksi akibat tungau spesifik Sarcoptes scabiei var hominis. Infeksi ini bisa sangat menular.
BACA JUGA:10 Manfaat Buah Pinang untuk Kesehatan, Bisa Meningkatkan Gairah Pria
- Dermatitis atopik Dermatitis atopik atau eksim, adalah kondisi kulit inflamasi berulang yang sering dikaitkan dengan gangguan alergi, seperti asma dan rinitis alergi.
Paparan alergen memicu pelepasan histamin, yang dapat menyebabkan pruritus.