LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Penjabat (Pj) Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa mengikuti rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan pengendalian inflasi daerah dilanjutkan dengan penyelenggaraan layanan pemerintah daerah terhadap penyandang disabilitas via zoom meeting, Senin 5 Februari 2024.
Rakor tersebut dipimpin oleh Inspektur Jenderal (Irjend) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir.
Dalam arahannya, Tomsi Tohir menyampaikan indeks perkembangan harga pada minggu lV Januari 2024, komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain bawang putih terjadi di 337 daerah, bawang merah di 328 daerah dan daging ayam ras di 228 daerah.
Sedangkan pada minggu pertama Februari 2024 komoditas yang mengalami kenaikan adalah minyak goreng di 204 daerah, beras di 179 daerah dan cabai merah di 175 daerah.
BACA JUGA:Stok Darah Menipis, UDD PMI Kota Lubuklinggau Ajak Warga Donor Darah
“Bagi daerah penghasil komoditi tersebut, diharapkan bisa mengantisipasi terjadinya bencana alam. Begitu juga dengan Bulog harus fokus terhadap penyerapan hasil panen sekaligus mencari cara agar dapat meningkatkan penyerapan beras dalam jumlah banyak,” ujarnya.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Amalia Adininggar Widyasanti dalam kesempatan itu mengatakan ada pembaharuan dalam penghitungan inflasi per Januari 2024.
“Perubahan tahun dasar 2018 mulai digunakan sejak Januari 2020 sedangkan tahun dasar 2022 mulai digunakan per Januari 2024. Komposisi nilai konsumsi 2018, makanan 33,68 persen, non makanan 66,32 persen. Sedangkan pada 2022 konsumsi makanan 38,04 persen dan non makanaan 61, 96 persen,” terangnya
Kemudian cakupan wilayah 90 kabupaten/kota pada 2018 menjadi 150 kabupaten/kota di 2022, sementara cakupan paket komoditas dari 835 pada 2018 menjadi 847 komoditas di 2022.
BACA JUGA:Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting Lubuklinggau Terima SK
“Inflasi dari Januari 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,04 persen, inflasi Januari 2024 terhadap Januari 2023 2,57 persen, inflasi tahun kalender Januari 2024 terhadap Desember 2023 0,04 persen,” tambahnya.
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas, Maliki menjelaskan pembangunan inklusif penyandang disabilitas daerah melalui rencana aksi daerah penyandang disabilitas telah diatur melalui Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 3 Tahun 2023.
Menurutnya, angka kemiskinan penyandang disabilitas lebih tinggi 13,81 persen dari angka kemiskinan nasional yang hanya 9,36 persen, tingkat partisipasi angkatan kerja penyandang disabilitas lebih rendah 44 persen, disabilitas memiliki ijazah SMA dan perguruan tinggi 20,22 persen lebih rendah dari bukan penyandang disabilitas.
Penyandang disabilitas memiliki masalah kesehatan lebih tinggi 50,78 persen dibandingkan bukan penyandang disabilitas, kepemilikan rekening penyandang disabilitas lebih rendah 23,56 persen dari bukan penyandang disabilitas.
BACA JUGA:Mendukung Penurunan Inflasi, Dinas Pertanian Lubuklinggau Panen Raya Bawang Merah