Ini dilakukan untuk menandai berakhirnya puasa pada hari itu. Tradisi ini dikenal sebagai Midfa al Iftar dan dimulai di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu.
Tradisi ini bermula dari kejadian ketika seorang penguasa Ottoman, Khosh Qadam, secara tidak sengaja menembakkan meriam saat menguji senjata barunya saat matahari terbenam.
Ini kemudian diadopsi sebagai cara baru untuk menandai berakhirnya puasa.
3. Tradisi Haq Al Laila di Uni Emirat Arab
BACA JUGA:Jelang Ramadan Harga Emas Antam Pecah Rekor per Gram Rp1,17 Juta
Di Uni Emirat Arab, tradisi "Haq Al Laila" dilakukan sebagai bagian dari perayaan menyambut Ramadan.
Tradisi ini terjadi setiap tanggal 15 Syakban, satu bulan sebelum Ramadan. Pada hari itu, anak-anak akan berkeliling di lingkungan mereka mengenakan pakaian cerah, mengumpulkan permen, kacang, dan menyanyikan lagu-lagu tradisional.
Tradisi ini menekankan pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai kekeluargaan.
4. Menabuh Drum Sahur di Turki
BACA JUGA:Buka Puasa All You Can Eat di Kampung Ramadan 2024 Famvida Hotel Lubuklinggau
Di Turki, tradisi penabuh drum untuk membangunkan orang-orang untuk sahur masih tetap dijaga hingga saat ini.
Lebih dari 2.000 penabuh drum berkeliaran di jalanan Turki, menabuh drum dengan kostum tradisional Ottoman, seperti fez dan rompi yang dihiasi dengan motif tradisional.
Tradisi ini dimulai sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah dan tetap dilestarikan sebagai bagian dari budaya Turki.
5. Baris Berbaris menabuh Lodra Albania
BACA JUGA:10 Hal Yang Harus Dipersiapkan Saat Menjelang Bulan Puasa Ramadan
Salah satu tradisi unik masyarakat Muslim di Albania saat bulan Ramadhan adalah kehadiran anggota komunitas yang disebut Muslim Roma untuk mengumumkan awal dan akhir puasa selama bulan Ramadhan.