LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Saat Ramadan, anak-anak biasanya paling antusias mengikuti kegiatan sahur dan buka puasa. Hal inilah yang biasa memotivasi orang tua mengajari anak menunaikan ibadah puasa. Lalu apakah harus langsung puasa seharian full?
Salah satu cara mengajari anak puasa sejak dini adalah mengajak mereka untuk mengikuti kegiatan Ramadan di masjid atau di rumah.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membuat anak senang, sehingga mereka akan lebih semangat dalam menjalani latihan puasa.
Selain itu, kesenangan ini akan membuat mereka mau bangun untuk sahur dan berlatih puasa tanpa diminta atau dipaksa.
Allah SWT memerintahkan semua umat Muslim yang sudah baligh untuk menjalankan puasa Ramadan. Puasa ini dijalankan selama kurang lebih 13 jam, mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam.
BACA JUGA:8 Ide Ngabuburit Ramadhan yang Seru dan Menyenangkan Memperkaya Pengalaman Bersama
Nah, jika tidak dilatih sejak dini, puasa ini tentu akan terasa berat untuk dijalankan. Maka dari itu, para orang tua perlu mengajarkan anak untuk puasa sejak dini. Cara mengajarkan anak puasa harus dilakukan secara bertahap. Jika anak langsung dilatih untuk puasa sehari penuh, mereka pasti akan kesulitan.
Bahkan, pendidikan dan pelatihan puasa sejak dini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Para sahabat memiliki metode untuk mendidik anak-anaknya berlatih untuk melaksanakan puasa. Salah satu cara yang dilakukan oleh para sahabat ialah dengan mengalihkan perhatian anak-anak dengan memberi rekreasi berupa memberikan mainan yang terbuat dari kapas.
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits Riwayat Imam Bukhari yang artinya, “Menceritakan kepadaku Musaddad, menceritakan kepadaku Bisyr bin Mufaddal, menceritakan kepadaku Khalid bin Dzakwan, dari Rubayyi’ binti Muawwidz berkata: "Nabi Muhammad saw memberi arahan pada pagi hari Asyura kepada masyarakat Anshar:
BACA JUGA:Inilah 8 Manfaat Perkembangan Anak Saat Berpuasa Ramadhan
“Barangsiapa telah makan atau minum maka hendaknya ia sempurnakan sisa harinya (dengan menahan) dan barangsiapa yang masih berpuasa maka teruskanlah”.
Rubayyi’ berkata: “Saat itu kami semua berpuasa, dan melatih anak-anak kami berpuasa. Kami membuat mainan dari kapas. Jika salah satu dari mereka menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu hingga datang waktu buka puasa”. (HR Al-Bukhari).
Hadits di atas menjelaskan bagaimana para sahabat dalam mendidik dan melatih anaknya berpuasa.
Dalam konteks kekinian, hal serupa bisa dilakukan dengan memberikan anak-anak kesibukan yang bermanfaat hingga ia lupa sedang berpuasa. Dengan melakukannya, diniatkan agar anak-anak terbiasa beribadah kepada Allah swt.