Oknum Pelajar Diamankan Polres Musi Rawas, Psikolog Ingatkan Tanda Anak Kecanduan Narkoba, dan Solusinya

Reporter: SULIS |

Editor: SULIS |

Sabtu , 01 Mar 2025 - 22:09

Psikolog RSUD Dr Sobirin Musi Rawas Irwan Tony, M.Ps.I - Foto : Dok. Pribadi-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Penggerebekan diduga tempat penyalahgunaan narkoba di Desa Tanah Periuk, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas oleh Kapolres Musi Rawas dan jajarannya mengegerkan warga.

Pasalnya, Desa Tanah Periuk sudah ditetapkan BNN Kabupaten Musi Rawas sebagai Desa BERSINAR alias Bersih Dari Narkoba.

Mirisnya, dari 13 orang yang diamankan di Desa Tanah Periuk, dalam penggerebekan Jumat 28 Februari 2025 salah satunya oknum pelajar.

Lantas bagaimana mengidentifikasi pelajar yang terkena Narkoba?

Psikolog RSUD Dr Sobirin Musi Rawas Irwan Tony, M.Ps.I saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID menjelaskan, seorang pengguna narkoba akan menunjukkan tanda fisik sesuai dengan zat adiktif yang dipakai.

Secara umum, maka biasanya mereka akan menarik diri, penampilannya (mata merah,pupil mata melebar,semakin kurus dll), terjadi perubahan perilaku dan malas merawat diri.

Hanya saja, Psikolog Irwan Tony menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang itu menjadi pencandu narkoba:

Faktor Internal

1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan: remaja yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya narkoba lebih rentan untuk mencobanya.

2. Kurangnya pengawasan orang tua: Anak yang tidak memiliki pengawasan yang cukup dari orang tua lebih rentan untuk mencoba narkoba.

3. Kurangnya kepercayaan diri: Anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah lebih rentan untuk mencoba narkoba sebagai cara untuk meningkatkan kepercayaan diri.

4. Kurangnya kemampuan mengelola stres: Anak yang tidak memiliki kemampuan mengelola stres yang baik lebih rentan untuk mencoba narkoba sebagai cara untuk menghilangkan stres.

oknum pelajar diamankan polres musi rawas, psikolog ingatkan tanda anak kecanduan narkoba, dan solusinya                             musi rawas, koranlinggaupos.id – penggerebekan diduga tempat penyalahgunaan narkoba di desa tanah periuk, kecamatan muara beliti, kabupaten musi rawas oleh kapolres musi rawas dan jajarannya mengegerkan warga.
pasalnya, desa tanah periuk sudah ditetapkan bnn kabupaten musi rawas sebagai desa bersinar alias bersih dari narkoba.
mirisnya, dari 13 orang yang diamankan di desa tanah periuk, dalam penggerebekan jumat 28 februari 2025 salah satunya oknum pelajar.
lantas bagaimana mengidentifikasi pelajar yang terkena narkoba? 
baca juga:dugaan kasus korupsi dana bos, oknum mantan kepsek di musi rawas mangkir 
baca juga:oknum guru honorer smp negeri yang ancam rekan kerjanya resmi jadi tersangka
psikolog rsud dr sobirin musi rawas irwan tony, m.ps.i saat diwawancara koranlinggaupos.id menjelaskan, seorang pengguna narkoba akan menunjukkan tanda fisik sesuai dengan  zat adiktif yang dipakai. 
secara umum, maka biasanya mereka akan  menarik diri, penampilannya (mata merah,pupil mata melebar,semakin kurus dll), terjadi perubahan perilaku dan malas merawat diri.
hanya saja, psikolog irwan tony menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang itu menjadi pencandu narkoba:
faktor internal
1. kurangnya kesadaran dan pengetahuan: remaja yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya narkoba lebih rentan untuk mencobanya.
2. kurangnya pengawasan orang tua: anak yang tidak memiliki pengawasan yang cukup dari orang tua lebih rentan untuk mencoba narkoba.
3. kurangnya kepercayaan diri: anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah lebih rentan untuk mencoba narkoba sebagai cara untuk meningkatkan kepercayaan diri.
4. kurangnya kemampuan mengelola stres: anak yang tidak memiliki kemampuan mengelola stres yang baik lebih rentan untuk mencoba narkoba sebagai cara untuk menghilangkan stres.
baca juga:heboh! oknum karyawan pt timah tbk hina tenaga honorer, netizen geram
baca juga:oknum mantan kades korupsi dana desa rp 500 juta lebih, dipakai judi sabung ayam
faktor eksternal
1. pengaruh teman: anak yang memiliki teman yang menggunakan narkoba lebih rentan untuk mencoba narkoba juga.
2. pengaruh media: anak yang terpapar dengan gambaran narkoba yang positif di media lebih rentan untuk mencoba narkoba.
3. ketersediaan narkoba: anak yang tinggal di daerah dengan ketersediaan narkoba yang tinggi lebih rentan untuk mencoba narkoba.
4. kurangnya kegiatan positif: anak yang tidak memiliki kegiatan positif yang cukup lebih rentan untuk mencoba narkoba sebagai cara untuk mengisi waktu.
baca juga:oknum anggota tni akhiri hidup, ditemukan security di mess pabrik
baca juga:oknum pejabat kpu dan asn digerebek, bkpsdm : terancam sanksi berat
faktor sosial
1. kurangnya dukungan sosial: anak yang tidak memiliki dukungan sosial yang cukup dari keluarga, teman, dan masyarakat lebih rentan untuk mencoba narkoba.
2. kurangnya kesempatan: anak yang tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mengembangkan diri lebih rentan untuk mencoba narkoba.
3. kurangnya kepercayaan: anak yang tidak memiliki kepercayaan yang cukup terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat lebih rentan untuk mencoba narkoba.
baca juga:dituduh mencuri, seorang perawat laporkan oknum dokter 
baca juga:oknum wakil bupati, sekda, kepala dinas hingga staf juga kecipratan dana izin tambang batu bara pt abs
“perlu diingat bahwa setiap anak memiliki faktor-faktor yang unik yang dapat menyebabkan mereka menjadi pencandu narkoba. oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut untuk dapat memberikan bantuan yang tepat,” jelas psikolog irwan tony yang juga direktur syamil centre lubuk linggau ini.
bagaimana ketika anak sudah terlanjur jadi pecandu narkoba?
“jika anak sudah menjadi pemakai, rangkul dirinya dan terus memberi perhatian, bawa ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rehabilitasi dan terapi psikologis lainnya,” jelas irwan tony.
irwan tony menjelaskan, “kenapa pemakaian narkoba  itu dilarang?  karena ada efek jangka pendek dari penyalahgunaan sabu yang juga sangat bahaya. bagi diri pemakainya, narkoba menyebabkan detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, suhu tubuh meningkat, sulit bernapas, tremor, nyeri dada, keringat berlebihan, mulut kering, sakit perut yang parah, sakit kepala yang parah, gelisah, paranoid, berperilaku kasar (agresif), dan insomnia. semua ini tak hanya membahayakan si pecandu. namun juga orang-orang di sekelilingnya. bahkan harta benda bisa habis,” tuturnya.
baca juga:geram sering dipalak, oknum sopir angkot bacok jukir hingga tewaskan bocah 7 tahun 
baca juga:oknum kepsek diperiksa kejari lubuk linggau, terkait dugaan bangunan fiktif
maka, bagi pecandu sebaiknya direhabilitasi.
“proses rehabilitasi tergantung berapa lama anak sudah terpapar dengan narkoba dan jenis narkobanya (ganja,ekstasi heroin dll ). karena sudah adiksi ini tentu butuh waktu. namun yang penting muncul motivasi internal untuk sembuh. ini kunci agar bisa sembuh dan pulih. sehingga si pecandu ini bisa konsisten tidak mau lagi memakai barang tersebut serta melatih asertif dan meninggalkan lingkungan toxin buat dirinya. masa rehab biasanya 30 sampai dengan 90 hari,” ungkap alumni fakultas kedokteran universitas indonesia ini.
untuk mencegah narkoba masuk ke kalangan pelajar, selain peran orang tua, peran sekolah juga perlu ditingkatkan.
“sekolah bisa kerja sama dengan lembaga lembaga yang konsen terhadaphd pencegahan pemakai narkoba, seperti bnn untuk melakukan edukasi, konseling dan pemeriksaan tes urin secara berkala di sekolah. harapan kami sekolah bisa memaksimalkan rangkul anak anak aktif di eskul sehingga waktunya akan tersalur pada kegiatan yang lebih positif,” jelasnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, MINGGU, 2 MARET 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan