8 Atlet Badminton Indonesia Dihukum Berat BWF Kenapa? Ternyata Ini Kronologinya

Minggu 31 Mar 2024 - 13:35 WIB
Reporter : MUHAMMAD HIDAYAT
Editor : MUHAMMAD HIDAYAT

Kali ini Hendra Tandjaya (HT) tidak sendiri, dia juga mengajak Ivandi Danang (ID) kalah dalam laga pertama di Grand Prix Skotlandia Open lalu kemudian mendapatkan uang.

Hendra Tandjaya (HT) juga membayar pasangannya, Androw Yunanto (AY), untuk mengatur hasil pertandingan di Hong Kong Open antara 1 hingga 30 November 2016.

Pada periode yang sama, Hendra Tandjaya (HT) melakukan tindakan serupa bersama Androw Yunanto (AY) di Macau Open.

Di tahun berikutnya, antara 1 hingga 30 Juni 2017, bersama dengan Androw Yunanto (AY), Hendra Tandjaya (HT) melakukan pengaturan skor di turnamen internasional Syed Modi.

BACA JUGA:SMA Nusa Lubuklinggau Unggulkan Ekskul Bulu Tangkis

Seluruh pemain yang bersedia diajak mengatur pertandingan dan menerima uang dari Hendra Tandjaya (HT) mendapat hukuman dari Badminton World Federation (BWF).

Hukuman ini untuk delapan atlet badminton di Indonesia berupa sanksi hukuman seumur hidup dan di kenai denda.

Termasuk juga hukuman kepada Agripinna Prima Rahmanto Putra yang tidak melaporkan ajakan Hendra Tandjaya (HT) guna mengatur pertandingan ganda putra dan kalah di Vietnam Open pada 1 Agustus hingga 30 September 2017.

Badminton World Federation (BWF) sempat memberitahu PBSI guna mengajukan permintaan wawancara lain kepada ID, SP, FA, dan MM dalam periode 18 September 2017 hingga 12 Maret 2019. Akan tetapi keempatnya tidak pernah menghadiri wawancara.

BACA JUGA:Bulu Angsa, 4 Daftar Game Bulu Tangkis Android Terbaik, Jadilah Sang Juara

Badan badminton dunia itu memberi tahu PBSI soal dakwaan pelanggaran peraturan Badminton World Federation (BWF) oleh delapan terdakwa itu berupa 'pemberitahuan hukuman'.

PBSI diberikan waktu hingga 10 Oktober 2019 untuk merespons, namun tidak ada respons dari PBSI.

Dalam tiga tahapan sejak 16 hingga 30 Oktober 2019, Badminton World Federation (BWF) mengingatkan PBSI terkait respons hukuman delapan terdakwa match fixing. Hanya saja tetap tidak ada tanggapan.

PBSI baru memberikan respons pada tanggal 6 November 2019 untuk pemberitahuan hukuman kepada HT, AY, SP, dan AP. Tetapi untuk ID (Ivandi Danang), MM (Mia Mawarti), FA (Fadila Afni), dan AD (Aditya Dwiantoro) tidak bisa dihubungi, termasuk klub lama mereka.

BACA JUGA:Kejuaraan Badminton PB Bensol Cup 2023 Tumbuhkan Jiwa Sportifitas, Turnamen ini Ditutup Nanan

Badminton World Federation (BWF) terus mendesak PBSI agar mendapatkan konfirmasi mengenai keempat terdakwa lainnya.

Kategori :