Ini Lokomotif yang pertama kali di datang kan di Batavia, lokomotif ini dihadirkan dan tiba di keresidenan palembang tanggal 4 Januari 1930.
Dan pertama kali tiba di stasiun lubuklinggau dengan menarik gerbong penumpang dari Stasiun Kertapati.
BACA JUGA:Calon Jemaah Haji 2024 Wajib Baca, Kemenag Tambah Materi Baru untuk Manasik
Mengingat, Lubuklinggau ialah daerah uluan letaknya yang strategis maka di jadikan pusat adminitrasi pada masa kolonial belanda.
Selanjutnya Lokomotif Uap merupakan Lokomotif yang di gerakan dengan Uap yang di hasilkan dari pemanasan air yang ada pada ketel uap untuk menggerakan mesin dan selanjutnya menggerakan roda.
BACA JUGA:Sudah 12 Rumah Tersapu Angin Puting Beliung
Untuk bahan bakarnya itu sendiri adalah kayu dan batu bara, Lokomotif Uap C 3082 ini merupakan lokomotif tipe umum.
Yang di desain untuk jalur utama maupun jalur cabang. Denagan lebar rel 1.067 mm, loko ini memang cocok untuk menarik kerta ekspress, kereta campuran barang dan penumpang.
Lokomotif Uap C 3082 ini selain menarik kereta penumpang ia juga menarik kereta pengangkut hasil bumi dari perkebunan karet di belalau, kelapa sawit di Air temam dan Taba Pingin serta hasil persawahan di tugumulyo ke palembang sumatra selatan.
Pada tahun 1984 Lokomotif Uap C 3082 resmi tidak lagi di operasikan dan masuk rehabilitasi dan sempat di simpan di balai yasa lahat dan coba untuk di perbaiki namun tidak bisa lagi di perbaiki sempat juga di bawa ke Tanjung Enim.
BACA JUGA:Keberhasilan Turunkan Kemiskinan Ekstrem Diakui Wapres
Namun akhirnya di bawah kembali ke Stasiun SS Lubuklinggau.
Dan sebelum peresmikan Museum Subkoss tahun 1988, Lokomotif Uap C 3082 di pindahkan dari stasiun SS Lubuklinggau ke Museum Subkoss di lakukan oleh petugas stasiun dan di saksikan ratusan masyarakat.
Pada tanggal 15 januari 1988, setelah peresmian Museum Subkoss oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia yakni Alamsyah Ratu Prawiranegara, Lokomotif Uap C 3082 dengan nomor inventaris 05.01 ini menjadikan koleksi museum atas pemberian dari Perusahaan Jawatan Api (PJKA) jelasnya. (*)