SUMSEL, KORANLINGGAUPOS.ID – Bukan hanya di Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir, puluhan kerbau di Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) juga dikabarkan mati.
Penyebabnya diduga karena terjangkit penyakit ngorok atau virus Septicaemia Epizootice (SE).
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari SUMATERAEKSPRES.ID , kerbau yang banyak mati berada di Desa Tanjung Raman dan Desa Nanjungan, Kecamatan Pendopo
Samin, warga Desa Tanjung Raman menceritakan di desanya sedang heboh banyak hewan ternak kerbau mati mendadak.
Jika tidak segera diatasi bisa mewabah ke ternak kerbau lainnnya.
BACA JUGA:Musi Banyuasin Siap Jadi Tuan Rumah Porseniwada Sumsel 2024
"Yang aku tau sekarang ni Desa Tanjung Raman samo Desa Nanjungan. Punyo kawan di dusun ni ado yang 14 ikok, ado yang la 12 ikok mati," katanya.
Dirinya belum tahu persis penyebab matinya hewan ternak tersebut dan sudah dilaporkan atau belum ke pemerintah daerah.
Saat ini pemilik ternak masih menjaga kerbau-kerbaunya.
Sementara Caguk, pemilik hewan ternak kerbau saat dikonfirmasi mengatakan, hewan ternaknya sampai saat ini masih ada yang mati.
Total sudah 18 ekor yang mati. Ternyata bukan hewan ternak miliknya saja yang mati mendadak, yang kerabatnya juga banyak yang mati
"Sudah 18 ekor yang mati. Kalau yang sanak aku sudah 32 ekor kebau yang mati. Jadi total sudah 50 ekor," kata Caguk.
BACA JUGA:Begini Kesiapan Muba Matangkan Perhelatan MTQ Tingkat Provinsi Sumsel ke-30
Dijelaskan Caguk, kerbau yang mati kebanyakan berada dikubangan air. Awal mulannya kerbau lemas, jika dipecut tidak ada respon hanya diam saja. Ini ciri-ciri gejala pertama.
Sedangkan ciri-ciri gejala yang kedua, kerbau ngorok kuat dan sering menghempaskan badanya ke batu, kayu, pohon.