KORANLINGGAUPOS.ID-Owner dari PT Kampung Chicken, Kukuh mengaku memutuskan untuk memilih usaha ayam kampung karena pertama pesaingnya tidak banyak pemain-pemain besar seperti pemain ayam broiler.
Kalau usaha ayam broiler itu banyak banyak sekali pemain-pemain besar sehingga harga pasti mereka bisa tentukan.
"Tapi kalau ayam kampung sepengetahuan saya tidak tidak begitu banyak pemain besarnya," katanya dikutif dari Agromaritim https://www.youtube.com/watch?v=fgCGJV-JxOQ Sabtu 20 April 2024.
Owner dari PT Kampung Chicken, Kukuh menunjukan ayam peliharaannya. -Foto: tangkap layar -Agromaritim
Kampung Chicken merupakan usaha dibidang pembesaran ayam kampung termasuk dengan produksi-produksi turunannya yaitu karkas ayam kampung, kemudian olahan yaitu yang sudah dimasak ayam kampung juga khususnya ayam kampung krubiotik.
BACA JUGA:Cara Buat Nasi Tim Ayam yang Lezat
Kukuh mengaku awalnmya ia bekerja di perusahan. ketika menjelang pensiun ketika usaia 50-an mulai buka usaha ayam kampung.
"Jadi awalnya saya dulu karyawan dari perusahaan lalu menjelang masa-masa pensiun sekitar umur 50 keatas. Anak saya baru lulus dari IPB anak yang laki-laki lulus dari IPB di bidang perikanan kelautan," tambahnya.
Lalu anaknya melihat temannya ada yang beternak ayam kampung. Anak Kukuh bilang kepadanhya ingin nyoba usaha ternak ayam kampung.
"Awalnya saya nyoba ayam kampung sekitar 100 ekor, dengan kandang-kandang kecil di samping rumah. Jadi kandang seadanya 100 ekor itu. Kenapa kita pilih 100 ekor karena kalau kita beli doc di minimum itu 100 ekor atau satu box itu pembelian minimum makanya saya beli minimum 1 box lalu kita coba sendiri," jelasnya.
BACA JUGA:Mie Ayam Murah, Enak, dan Lezat di Lubuklinggau, Satu Porsi Hanya Rp 5.000
Kukuh menyebut pakannya bikin sendiri, oplos sendiri.
"Anak saya yang alumni IPB itulah yang mencari rujukan rujukan pakan yang bagus seperti apa dari jurnal-jurnal atau dari karya ilmiah mahasiswa. Lalu kita bikin sendiri di oplos sendiri. Karena awalnya kita hanya ingin tahu beternak ayam kampung itu apa sih permasalahannya ya ketika panen ketika bobotnya sudah 1 kilo ke atas kita bingung mau jualnya kemana untungnya masih 100 ekor. Jadi kita potong dikit-dikit lalu dititipkan ke tukang sayur di sekitar rumah," ungkapnya.
Lalu kita tahu pasar-pasarnya titik-titik yang perlu ayam kampung itu biasanya tipikal perumahan yang seperti apa.
Makin lama rupanya demandnya lumayan. Lalu kita besarina tambah dari 100 menjadi 300 ekor. Lalu kita tahu tempat jualnya jadi tidak tidak bingung waktu awal-awal.