DLH Lubuklinggau Imbau Warga Tertib Buang Sampah
BERSIHKAN - Kepala DLH Kota Lubuklinggau Hendra Gunawan bersama petugas DLH lainnya membersihkan tumpukan sampah di belakang Komplek SD 51 Kelurahan Kali Serayu Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Jumat 19 April 2024 lalu.-Foto : Dokumentasi -DLH Kota Lubuklinggau
BACA JUGA:DLH Terima 9 Pengaduan Dugaan Pencemaran Lingkungan Hidup
Sebelumnya warga setempat kembali mengeluhkan tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun berlangsung. Selain tak enak dilihat, tumpukan sampah ini juga sering menimbulkan bau tidak sedap.
Sayangnya sudah bertahun-tahun juga apa yang mereka keluhkan ini tak kunjung ada solusi. Lagi dan lagi tumpukan sampah disana masih terjadi. Berbagai upaya juga sudah dilakukan namun masih juga oknum masyarakat yang membuang sampah disana.
Tumpukan sampah berserakan ini tepatnya di pinggir jalan setapak penghubung antara Jalan Kali Serayu dengan Jalan Lakitan. Rosdiana (56) warga setempat mengatakan penumpukan sampah di belakang kompek SD 49,50,51 sudah ada semenjak puluhan tahun yang lalu namun jumlah sampah waktu itu tidak sebanyak sekarang.
“Warga di lingkungan kami tidak pernah buang sampah disana. Kebanyakan orang dari mana-mana yang buang sampah di sana. Kalau kami di sini swadaya, ada petugas keliling dan kami bayar iuran,” jelas Rosdiana.
BACA JUGA:Armada Pengangkut Sampah Kurang, ini yang Dilakukan DLH Lubuklinggau
Bukan hanya mengakibatkan bau yang tidak sedap saat melewatinya, namun yang mereka khawatirkan bisa mengakibat kebarakan. Hal-hal yang tidak bisa di duga misalnya pengguna jalan yang membungan puntung rokok sembarangan atau kemungkinan lain bisa kapan saja terjadi.
Ketakutan warga setempat makin kuat ketika masuk musim kemarau. Karena berbagai jenis sampah yang di buang membuat api cepat sekali menyala. Penumpukan sampah tersebut bisa saja menjadi bom waktu untuk warga setempat.
“Pernah beberapa kali kebarakan. Karena pas musim kering buang apa saja langsung tebakar. Pernah terbakar disana dan apinya tinggi sampai kena batang kelapa. Bahka. Daun kelapa sampe tekering. Bukan apa, kalau itu kena rumah kami jadi masalah,” ungkapnya.
Ia menceritakan pernah di bukan Ramadan kemarin warga setempat adu mulut dengan masyarakat yabg buang sampah bekas kelapa muda atau dogan.
“Harapan kita jangan lagi ada oknum masyarakat buang sampah disana lagi. Kalau bisa bagaimana caranya pemerintah cari solusi, apa di pasang plang atau spanduk bmelarang buang sampah. Bagi yang melanggar dikanakan denda, itu maksud kami supaya orang mikir lagi buang sampah disini,” tegas Rosdiana. (*)